
Jakarta, gatra.net - Museum Basoeki Abdullah bakal membuka pameran seni rupa kontemporer 2020 yang mengangkat isu perempuan dengan tema 'Semesta Perempuan'.
Dalam sambutan pembukaan pameran itu, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid, yang diwakili oleh Kepala Museum Basoeki Abdulah, Maeva Salmah, menyebut bahwa tujuan pameran itu untuk melihat persoalan perempuan dalam konteks dimensi kultural dengan tema yang beragam.
"Persoalan perempuan [akan diangkat], mulai persoalan domestik, kekerasan perempuan, human interest, lingkungan hidup, hingga pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia," kata Maeva dalam diskusi daring 'Artist Talk' pada Selasa (18/8),
Disebutkan bahwa pameran diikuti 15 perupa yang berasal dari Jakarta, Banten, Bandung, Yogyakarta, Bali, Sulawesi Selatan, dan Papua. Mereka adalah Agustan, Afriani, Citra Sasmita, Erica Hestu Wahyuni, Ika Kurnia Mulyati, Guntur Wibowo, Indyra, Ponkq Hary Purnomo, Tubagus Patoni, Reza Pratisca Hasibuan, Syis Paindow, Ignasius Dicky Takndare, Prajna Deviandra Wirata, Mahdi Abdullah, dan Vikey Yordan.
Rencananya, pameran akan dilaksanakan pada 25 September-25 Oktober 2020. Pameran akan dibuka melalui daring dan luring atau secara fisik. Dilangsungkan di tengah pandemi Covid-19, pameran fisik tentu diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.
Lebih lanjut, seluruh karya yang dipamerkan merupakan karya seni lukis di atas kanvas dengan eksplorasi media yang beragam mulai dari cat minyak, cat akrilik, adn bolpoint.
Genre seni lukisnya pun beragam, mulai realisme, ekspresionisme, impresionisme hingga metarealis-surealisme. Karya yang dipamerkan sebagian besar merupakan karya terbaru di 2020, yang khusus diciptakan perupa pada pameran Covid-19 ini.
Kurator pameran tersebut adalah Citra Smara Dewi dan Dian Ardianto. Dalam pengantar kuratorialnya, Citra Smara Dewi, menekankan pentingnya keterlibatan perupa-perupa luar Jawa-Bali dalam pameran ini untuk memberi kesempatan perupa-perupa Nusantara menampilkan karya terbaiknya.
"Dengan berbagai ideologi dan latar belakang sosial budaya, kita dapat melihat bagaimana sosok perempuan hadir sebagai sumber inspirasi berkarya dari para seniman lintas kultural," ujar dia melalui keterangan resminya kepada wartawan, Selasa (18/8).
Senada dengan Citra, Maeva menyebut bahwa tema perempuan ini sudah tepat. Ia menekankan, perempuan harusnya bukan menjadi objek, melainkan menjadi subjek dalam dirinya dan memiliki peran penting dalam semesta alam.
"Terlebih di era pandemi Covid-19 ini, perempuan juga diharapkan sebagai garda terdepan dalam menjaga keseimbangan kehidupan," katanya.
Sebagai rangkaian kegiatan [pameran], akan dilaksanakan berbagai program edukasi publik, yaitu 'Artist Talk' yang diadakan sebelum penyelenggaraan pameran dan saat pameran berlangsung, workshop seni rupa dan program pendukung lainnya.