Home Kesehatan HFNC Ampuh Cegah Kematian Pada Pasien Covid-19

HFNC Ampuh Cegah Kematian Pada Pasien Covid-19

Surabaya, gatra.net - Tim medis terus berupaya menurunkan angka kematian pada pasien yang terjangkit Covid-19. Salah satunya, dengan penggunaan alat HFNC High Flow Nasal Cannula (HFNC).

Ketua Satgas Tracing Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim Kohar Hari Santoso mengatakan, alat tersebut dapat meringkan pasien Covid-19 yang memiliki gejala sesak nafas.

Sehingga, gejala sesak nafas pada pasien Covid-19 tidak akan memburuk hingga harus menggunakan ventilator sebagai alat bantu pernafasan. Dampaknya, kemungkinan jumlah pasien Covid-19 mengalami gagal nafas dan akhirnya meninggal, dapat ditekan.

"Menurut penelitiannya, persentase kemungkinan penggunaan ventilator bagi mereka yang sesak nafas akan menurun dengan pemberian HFNC. Sehingga, kami tidak harus menangani pasien dengan gejala berat yang kecenderungan meninggalnya tinggi," kata Kohar saat memberikan keterangan pers di Gedung Negara Grahadi, Sabtu (8/8).

Meski demikian, Kohar tetap mengimbau bahwa penerapan protokol kesehatan, masih menjadi hal penting. Contohnya, dengan memakai masker saat keluar rumah, menjaga kesehatan tubuh, dan menghindari kerumunan.

Menurutnya, faktor lingkungan yang mendukung penularan Covid-19 dari satu orang kepada yang lainnya. Kohar menyebutkan, 40 persen penularan Covid-19 dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

"Pengaruh (penularan Covid-19) untuk seseorang yang tingkat kesehatannya baik, faktornya adalah lingkungan, perilaku, dan fasilitas pelayanan kesehatan. Pengaruh (penularannya) dikatakan sampai 40 persen," kata Kohar

Meski sudah banyak masyarakat Jawa Timur yang memahami hal-hal tersebut, Kohar tetap menyarankan agar tetap menerapkan protokol kesehatan. Salah satunya pemakaian masker.

Ketua Satgas Kuratif Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim Joni Wahyuhadi menjelaskan, Covid-19 memang menimbulkan gejala yang bervariasi tiap individu. Maksudnya, meski sama-sama sehat, salah satu dari sejumlah penderita Covid-19 akan menunjukkan tingkat keparahan gejala yang berbeda.

Joni menyebut, Gejala-gejala tersebut sebenarnya disebabkan oleh reaksi imunitas tubuh saat berupaya membunuh Covid-19. Hanya saja, seberapa ekstrim reaksi imun tubuh saat melawan Covid-19 di dalam tubuh yang kini masih sulit diketahui.

"Jadi, reaksi (tubuh) terhadap virus itu individual atau personal. Nah karena kita nggak tahu bagaimana reaksi terhadap virus, ya jangan sampai terjangkit," jelas Joni.

Joni melanjutkan, perbedaan reaksi tersebut ditentukan oleh banyak sedikitnya jumlah reseptor sel di dalam tubuh atau yang istilahnya ACE2 (Angiotensin Converting Enzyme 2). Hal itupun, yang juga mendukung argumen pentingnya penerapan protokol kesehatan sehari-hari, karena memang masih sulit diketahui jumlah ACE2 di dalam tubuh tiap individu.

"Itu dari aspek host (inang atau manusianya) protokol kesehatan itu perlu. Dari sisi lingkungan, kebersihan itu juga nomer satu. Makanya, jika pada ruangan tertutup, penularan (Covid-19) dapat melalui aerosol," katanya.

14030