Home Ekonomi Visa Masih jadi Masalah Pasca-Pembatalan Umrah Akibat Corona

Visa Masih jadi Masalah Pasca-Pembatalan Umrah Akibat Corona

Jakarta, gatra.net - Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Indonesia, Joko Asmoro, mengatakan, pemerintah masih mengupayakan masalah visa jemaah umrah yang keberangkatannya dibatalkan karena kebijakan dari Arab Saudi. Arab Saudi menangguhkan sementara kedatangan jemaah umrah untuk mencegah penyebaran virus Corona-19.

"Yang belum dapat kepastian tentang pemunduran [umrah] adalah masalah visa. Karena biaya visa cukup tinggi, 195-200 dolar Amerika Serikat untuk visanya termasuk asuransi," kata Joko selepas diskusi di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (29/2).

Joko menyebutkan, saat ini Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, masih mendiskusikan dengan duta besar Arab Saudi di Jakarta. Masalah itu cukup pelik mengingat masa berlaku visa 15 hari setelah diterbitkan dan harus diperpanjang jika sudah lewat batas waktu. Padahal, hingga kini pun belum diketahui sampai kapan penangguhan umrah itu diberlakukan.

"Nah, itu yang belum dapat, apakah mati [masa berlakunya] apakah nanti setelah reschedule boleh di-extend lagi diperpanjang lagi," terang dia.

Joko menambahkam, masalah penangguhan sebenarnya tak hanya soal visa, tapi juga tiket penerbangan. Namun, berdasarkan rapat koordinasi yang dipimpin Kementerian Agama, masalah tiket berhasil di atasi dengan penjadwalan ulang.

"Setelah diminta [penjadwalan ulang], diatur bersama oleh asosiasi dan data. Kita lagi mendata tanggal berapa kita [berangkat secara] berurut," ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga tengah mengatur ulang dengan mitra di Arab Saudi terkait penginapan, catering hingga transportasi jemaah umrah yang dibatalkan. Akan tetapi, yang dikhawatirkan pemerintah adalah harga akomodasi yang meroket selepas pembatalan, mengingat sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadan.

"Seperti penundaan ini hotel akan mahal ketika masuk bulan Ramadan. Ketika pengundurannya sebelum bulan Ramadan, dan dia masuk di bulan Ramadan itu yang sulit kecuali dilakukan setelah Ramadan," ungkapnya.

Joko menerangkan, dalam sehari ada tiga sampai empat ribu jemaah haji yang berangkat menunaikan ibadah umrah. Saat pembatalan itu diberlakukan, ada 1.685 jemaah yang masih transit di beberapa negara dan kini masih diupayakan untuk dipulangkan.

"Alhamdulilah tinggal Istanbul sama di Yordan. Karena di Istanbul cukup besar 410 122 [jemaah]. Kita nunggu proses penerbangan walaupun penerbangan Turkish Airlines masuk tiap hari ke Jakarta," katanya.

88