Home Milenial Soal Pilihan Ganda Tidak Cerminkan Merdeka Belajar

Soal Pilihan Ganda Tidak Cerminkan Merdeka Belajar

Jakarta, gatra.net - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Totok Suprayitno mengatakan sejatinya siswa jangan terus-menerus diberikan tes atau ujian dengan format pilihan ganda.
 
Untuk itu, dengan berubahnya format Ujian Nasional (UN) di tahun 2021 mendatang menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter, akan  membuat siswa tidak lagi mengerjakan asesmen yang bersifat pilihan ganda, melainkan isian atau essay.
 
"Jangan sampai anak-anak setiap hari dibiasakan mengerjakan tes berformat  pilihan ganda terus. Karena itu tidak akan membuka pandangan mereka, Itu hanya akan belenggu pemikiran. Kalau anak sejak kecil dibiasakan menjawab jawaban benar salah, maka tidak terbiasa memiliki pandangan yang berbeda," ungkap Totok di Jakarta, Rabu (18/12).
 
Menurut Totok, dengan format essay, maka tiap anak diberi kesempatan berargumentasi serta menyatakan pendapat terkait suatu permasalahan. Sehingga, guru juga nantinya tidak hanya menilai jawaban dengan salah dan benar.
 
"Ini harus dibiasakan. [Pilihan Ganda] itu melawan konsep merdeka belajar. Jadi kadang hal kecil yang kelihatan remeh, itu menjadi belenggu, menjadi tirani satu jawaban benar.  Kedepan akan diupayakan juga isian dan essai, tapi ini masih dalam pengembangan. Ini akan jadi bentuk yang lebih bervariasi," ungkap Totok.
 
Selain itu, Format tersebut juga diharapkan diaplikasikan leh sekolah saan melaksanakan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) kedepan. Karena menutrut Totok, Kemerdekaan berpikir adalah salah satu kunci anak dalam menggapai kreatifitas dan inovasi.
 
"Itu harus dikembangkan dan perlu dihargai. Hak setiap anak untuk mendapatkan hak memberikan pendapatnya. itu yang hilang dan perlu dihidupkan di sekolah-sekolah kita, Kemerdekaan berpikir. hanya dengan itu kita bisa menciptakan kreatifitas dan inovasi," pungkasnya.
1111