Home Gaya Hidup Kemendikbud Klaim Berhasil Turunkan Angka Buta Aksara

Kemendikbud Klaim Berhasil Turunkan Angka Buta Aksara

Jakarta, gatra.net - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengklaim berhasil menurunkan angka penduduk buta aksara. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD DIKMAS), Harris Iskandar, menyampaikan, jumlah penduduk buta aksara sejak 13 tahun belakangan terum menurun.

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2018, lanjut Harris di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Kamis (29/8), jumlah penduduk buta aksara di Indonesia turun dari sejumlah 3,4 pjuta penduduk menjadi 3,29 jiwa atau hanya 1,93% dari total populasi.

Baca juga: Masih Ada Pemilih Buta Aksara, KPU Tapteng Ditantang Lakukan Sosialisasi

"Penurunan ini seiring upaya kemendikbud menjalankan program penuntasa buta aksara. Kami melaksanakan dalam dua tingkatan, yaitu keaksaraan dasar bagi warga yang masih buta aksara, dan keaksaraan berkelanjutan bagi yang telah selesai program keaksaraan dasar," ujarnya.

Harris menjelaskan, meski angka penduduk buta aksara berhasil ditekan tiap tahunnya, namun masih banyak terdapat wilayah yang jumlah penduduknya masih buta aksara. Beberapa wilayah tersbut adalah Papua 22,88%, Nusa Tenggara Barat 7,51%, Nusa Tenggara Timur 5,24%, Sulawesi Barat 4,64%, Sulawesi Selatan 4,63%, dan Kalimantan Barat 4,21%.

"Jadi memang masih ada wilayah yang menjadi fokus kami dalam pemberantasan buta aksara. Kemendikbud melakukan pemberantasan buta aksara dengan sistem blok atau klaster, yaitu memusatkan program di daerah pada buta aksara seperti Papua, NTB, NTT, Sulteng, Sulbar, dan Kalbar," ungkap Harris.

Baca juga: Gubernur NTT: Butuh Kerja Keras Berantas Buta Aksara di NTT

Menurut Harris, capaian ini menjadi sebuah pemicu untuk menggenjot Indonesia sebagai negara yang bebas dari buta aksara. Untuk di luar negeri, sejatinya tingkat penduduk bebas buta aksara lebih tinggi daripada rata-rata dunia.

"Kalau kita lihat di dunia itu tingkat kita sudah luar biasa ya. Jadi, kita sudah berada di atas rata-rata dunia lah. Kalau dunia kan rata-ratanya 86%, kalau kita persentasenya sudah di atas angka rata-rata tersbut, sekitar 96%-an. Kita di daerah biru [aman]," katanya.

159