
Jakarta, gatra.net - Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi), Hosea Andreas Runkat mengatakan industri Meeting Incentive Convention Exhibition (MICE) Indonesia masih memiliki posisi tawar yang kuat di luar negeri. Hal tersebut dibuktikan saat Indonesia Convention & Exhibition Bureau (INACEB) menang bidding di Brisbane, Australia.
“Ini artinya kita masih mempunyai peluang besar untuk menyelenggarakan event MICE di luar negeri. Hal ini dapat terjadi karena ada sinergi dengan stakeholder lain sekaligus menjadi momentum bagi MICE Indonesia untuk maju di negara lain,” ujar Andre dalam rilis resmi Asperapi, Sabtu (20/7).
Ia menambahkan Asperapi punya misi untuk memajukan sektor MICE di tanah air dibuktikan dengan digelarnya even Indonesia Business Event Forum (IBEF) yang ke tujuh di Jakarta pada Jumat (19/7). Kegiatan IBEF 2019 menyuguhkan informasi terkait kemajuan industri MICE di dunia.
Sementara itu Direktur Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Leonardo AA. Teguh Sambodo mengatakan pihaknya sedang menyiapkan rencana pembangunan lima tahun ke depan untuk menggenjot industri MICE guna mendatangkan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
“Bappenas yakin dampak ekonomi dari perkembangan MICE ini sangat besar. Hal ini menjadi penting untuk dijadikan dasar bahwa MICE dapat menjadi salah satu bagian dari program prioritas pembangunan nasional di lima tahun mendatang,” katanya.
Kajian dari Oxford Economics tahun 2018 menyebutkan MICE punya potensi yang besar sebagai motor pengerak ekonomi. Hal tersebut tidak dilihat dari perputaran uang dan bisnis even saja, tetapi dari jumlah tenaga kerja yang diserap dari bisnis tersebut.
Saat ini dampak ekonomi bisnis even Indonesia menempati urutan ke 17, mengalahkan Thailand yang ada di posisi ke 22, dengan Direct Spending US$ 6,3 miliar Dolar, Direct GDP US$ 3,9 miliar Dolar, Average Spending per participant US$ 296, Total Participant 21,4 juta, dan Direct Jobs 104.000 orang.
“Jadi MICE ini dapat mendorong perbaikan lingkungan, layanan dan aksesibilitas di suatu daerah. Semakin banyak even internasional, maka pemerintah akan habis-habisan dalam investasi untuk membangun infrastrukturnya. Contohnya pada tahun 2021 kita akan menyelenggarakan event MotoGP di Mandalika. Artinya ada sarana infrastruktur dan MICE yang akan dilengkapi,” ucap Teguh.