Home Olahraga Porsi Lari Kala Puasa Ramadan

Porsi Lari Kala Puasa Ramadan

Jakarta, gatra.net – Running Coach Ferry Junaedi, mengatakan, harus tetap lari saat puasa di bulan Ramadan. Namun, porsinya harus dikurangi atau disesuaikan agar tidak batal puasa karena kehausan.

“Kalau latihan pada bulan puasa, itu memang saat puasa itu program latihan akan dikurangi sesuai kemampuan dan kondisi masing-masing,” katanya dalam keterangan pers, Rabu (13/3).

Agar stamina tidak jomplang, lanjut Ferry, maka ketika sahur dan buka puasa, badan harus mendapat asupan makanan bergizi. “Kasihlah menu-menu yang seimbang,” ujarnya.

Ferry dalam acara koferensi pers peluncuran DocoRun di Jakarta pada akhir pekan kemarin, lebih lanjut menyarankan, pada bulan Ramadan atau saat berpuasa sebaiknya lari setelah salat subuh.

“Kalau latihan sore, nanti berbeturan banyak alasan, bukber lah jadi program latihan loss saja, enggak ada,” katanya.

Sport Medicine Doctor, Wawan Budisusilo, Sp. KO, menyampaikan, lari mempunyai banyak manfaat yang luar biasa bagi tuhuh dan kesehatan. Namun demikian, walaupun lari bisa dilakukan oleh siapapun, namun harus mengetahui teknik-teknik dasarnya dan kemampuan diri.

“Kita harus tahu kemampuan masing-masing, termasuk asesmen diri, mislanya kita sudah ada riwayat apa nih, seperti diabetes, hipertensi, dan segala macam,” katanya.

Melakukan olahraga lari juga harus dalam intensitas yang aman sesuai dengan zona atau tingkatannya.

Kemudian, frekuensi dan durasinya berapa lama. “Misalnya penderita diabetes yang pengin lari, larinya kita pecah-pecah, larinya 10 menit, pagi, sore misalnya. Jadi tidak ada efek pascalatihan,” katanya.

Ia menjelasan, kalau seseorang mempuyai riwayat penyakit, maka sebelum melakukan lari harus mengonsultasikannya terlebih dahulu kepada dokter untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

“Lari ini tidak sekar lari, karena lari itu harus ada tekniknya, ada streightening-nya, tidak hanya sekadar lari tok,” ujarnya.

Ia menjelaskan, harus meguasai teknik dasar lari karena lari ini melibatkan berbagai komponen tubuh, di antaranya sendi, otot, dan jaringan lunak lainnya. Begitu ada keselahan teknik yang berulang-ulang akan membuat cedera.

“Lari bisa dilakukan oleh siapa saja, tapi harus tahu tekniknya. Maka lebih baik ada coach-nya,” kata dia.

Aktor dan Running Enthusiast, Agus Kuncoro Adi, menyampaikan awal mulanya tertarik olahraga lari. Ia awalnya menyukai olahraga sepeda road bike. Namun, saat pendemi Covid-19 mewabah, pemerintah melakukan berbagai pembatasan untuk mencegah penyebaran virus Covid.

Agus Kuncoro harus tetap berolahraga. Ia terinspirasi sang istri, Anggia Jelita yang telah menggeluti lari bahkan sanggup mencapai 74 kilometer (K). “Pas lihat istri saya, kok dia bisa dan jauh-jauh. Pertama, [saya] introperksi dulu, ini masalahnya apa. Oh teryata dia cinta lari,” katanya.

Agus Kuncoro pun mulai mencari tahu bagaimana tahapan serta teknik olahraga lari agar aman dan baik bagi kesehatan tubuh hingga terindar dari cedera. Ia lantas mengikuti prosesnya tahap demi tahap.

“Semuanya berproses. Ya bayi enggak bisa langsung lari, ada proses merangkaknya, jalan kaki, dan lari kecilnya dulu,” katanya mencontohkan.

Setelah mencoba dan belajar teknik dasar lari, Agus Kuncoro kini sangat menyukai olahraga ini. Ia sudah sanggup lari 12 kilometer (K) dan mengikuti marathon, di antaranya Jakarta Marathon. “Olahraga yang impact-nya luar biasa itu bagi saya adalah lari,” katanya.

Bukan hanya untuk kesehatan, lanjut Agus Kuncoro, lari juga membuat hidupnya lebih disiplin, di antaranya dalam hal istirahat atau tidur dan menjaga asupan makanan.

“Dulu waktu sepedaan tidur jam berapa saja saya cuek. Tapi kalau lari, saya harus mikir jam 10 [22.00] harus tidur, semua yang masuk ke tubuh itu yang bagus, dan coach itu penting sekali agar bagaimana lari yang benar, kalau tidak, sakit apalah,” katanya.

DocoRun Kombinasikan Lari dan Teknologi

DocoRun, perhelatan marathon 5K dan 10K menerapkan digital asisten untuk menemani para pelari hingga ke garis finish. Event ini akan digelar di QBIG, Bumi Serpong Damai (BSD) City, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, pada Minggu, 18 Agustus 2024.

CBO Docotel Teknologi, Yudis Tuasamu, menyampaikan, digital asisten hasil kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) ini hasil kolaborasi Al Rudder, salah satu partner client dari Docotel Group.

Pada konferensi pers akhir pekan kemarin, telah dilakukan uji coba komunikasi dengan robot Al bernama Rudder yang siap mendampingi para pelari saat acara bertajuk DocoRun for Health nanti.

Ia mengatakan, berdiskusi dengan Rudder akan memberikan pengalaman berbeda bagi pelari, termasuk tersedianya digital asisten mulai dari sebelum rangkaian hingga acara marathon.

Adapun kegiatan pre-event DocoRun di antaranya donor darah dan check up kesehatan yang akan diinformasikan waktu dan tempatnya di media sosial DocoRun dan Docotel.

Ia menjelaskan, sampai dengan hari pelaksanaan DocoRun for Health, ada beberapa rangkaian kegiatan pada kurang lebih 3–4 pre-event, yang di dalamnya berisikan agenda lari bersama dengan komunitas lari yang ada di Indonesia, aksi donor darah for Health, dan check up kesehatan gratis.

“DocoRun bukan sekadar ajang olahraga saja, tetapi juga sarana untuk membangun komunitas lari sehat,” kata CEO Docotel Group, Nico Amon.

Selain itu, lanjut dia, DocoRun juga untuk menarik wisatawan lokal dan mancanegara, menumbuhkan semangat kebugaran, dan menghadirkan pengalaman sosial yang unik dan tak terlupakan.

“Dengan menargetkan 5.000 peserta, DocoRun tidak hanya menargetkan peserta lari dari industri rumah sakit dan lembaga keuangan seperti bank, multifinance, dan P2P saja,” katanya.

Ia menyampaikan, DocoRun juga mendorong masyarakat umum untuk memasifkan olahraga lari agar mempunyai badan yang sehat. Ini selaras dengan rencana aksi Kementerian Kesehatan (Kemkes) dalam program Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020–2025.

“Saya berharap diadakannya acara DocoRun ini bisa menumbuhkan minat teman-teman yang mungkin masih belum terpaparkan running ini untuk lebih bisa menumbuhkan running, menumbuhkan komonitas-komunitas running,” katanya.

PM MisimOrganizer EO DocoRun, Atiek Budiarti, menyampaikan, untuk mengikuti ajang ini sangatlah mudah dan tidak ada persyaratan khusus. “Tidak ada spesifikasi, misalnya harus Tokyo Marthon dulu, enggak,” ucapnya berseloroh.

Adapun pendaftaran DocoRun dibuka mulai15 Maret 2024 pukul 12.00 WIB di website www.docorun.id. Akan ada hadiah yang menarik pada 15–20 Maret 2024 atau selama 5 hari, di antaranya 1.000 pendaftar pertama akan mendapatkan discount 30% dan kaos jersey.

69