
Yogyakarta, gatra.net - Momen Pemilu 2024 diyakini berdampak ke perekonomian lokal termasuk ke pelaku usaha kreatif yang menunjang kampanye. Kendati nilanya tak terlalu besar, situasi kondusif pemilu menjadi faktor penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi.
Hal ini disampaikan Ibrahim, Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta, di acara Bincang Bareng “Perkembangan Ekonomi dan Dukungan KPw BI DIY, Kamis (7/3). “Memang ada pro kontra soal investasi. Pelaku usaha menunggu siapa pemenangnya (pemilu), arah ekonomi seperti apa. Jadi tidak berinvestasi sekarang,” ujarnya.
Namun ia yakin perputaran ekonomi di masa pemilu berlangsung dengan banyaknya produk-produk kreatif, terutama untuk mendukung kampanye. “Kita lihat ekonomi kreatif ada aktivitas di situ. Bisa dilihat di jalan bendera dan banner banyak. Animasi-animasi menarik dari para paslon di medsos. Ada diversifikasi market ke arah online. Itu berdampak ke perekonomian,” tuturnya.
BI DIY mengakui adanya perlambatan investasi di triwulan keempat 2023 di masa pemilu. Pelaku usaha juga menahan diri melakukan aktivitas ekonomi. Di sisi lain ada pertumbuhan untuk capaian Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) yakni dari 7-8 persen menjadi 11 persen. Namun secara umum, dampak ke perekonomian memang kecil, yaitu 2-3 persen.
Kendati demikian, situasi pemilu yang kondusif yang menjadi modal bagus bagi menggeliatnya ekonomi DIY di triwulan 1 2024 ini, apalagi bulan ini disusul adanya hari besar keagamaan nasional (HKBN).
“Periode Ramadan dan Idulfitri diperkirakan mendorong kinerja lapangan usaha terkait pariwisata, seperti penyediaan akomodasi dan makan minum, transportasi dan pergudangan, serta perdagangan. Hal ini sejalan dengan kunjungan wisatawan yang meningkat baik untuk melakukan mudik maupun berlibur ke DIY,” tutur Ibrahim.
BI DIY menyatakan pertumbuhan ekonomi DIY triwulan akhir 2023 tumbuh positif 4,86 persen meski melambat dibanding periode sebelumnya yang mencapai 4,96 persen. “Secara keseluruhan, tahun 2023 DIY tumbuh 5,07 persen dan tahun 2024 diperkirakan tetap kuat di kisaran 4,8-5,6 persen,” ujarnya.