
Jakarta, gatra.net - Ketua Umum Ganjarist, Kris Tjantra mengajak semua relawan dan masyarakat Indonesia untuk bersikap kritis dan tidak menelan mentah-mentah hasil survei yang dikeluarkan sejumlah lembaga terkait elektabilitas calon presiden-wakil presiden (capres-cawapres). Menurutnya, hasil survei seringkali tidak mencerminkan hasil resmi yang terjadi di lapangan.
"Ganjarist mengajak masyarakat mengkritisi dan tidak mentah-mentah mempercayai hasil survei elektabilitas yang banyak beredar. Dan tetap optimis dan semangat mensosialisasikan program unggulan Ganjar-Mahfud," ujarnya dalam keterangan yang diterima pada Sabtu (30/12).
Ia menyebut, saat ini publik bertubi-tubi dijejali laporan hasil survei elektabilitas dari berbagai lembaga dengan hasil yang berbeda-beda dan sangat fluktuatif. Namun ia menilai, salah satu temuan yang paling sering digadang-gadang adalah soal adanya kemungkinan Pilpres kali ini hanya akan berlangsung satu putaran.
"Tanpa alasan yang jelas, elektabilitas Ganjar-Mahfud tampak semakin menurun angkanya. Masyarakat patut kritis. Cermati dan awasi, jangan sampai ada agenda gelap di balik angka-angka survei," tegas Kris Tjantra.
Ia pun menegaskan bahwa menggunakan hasil survei elektabilitas untuk mengecoh psikologis masyarakat sudah umum dilakukan. Angka-angka dalam survei bisa dibuat sedemikian rupa untuk membangun persepsi bahwa ada pasangan calon yang menjadi favorit dan ada yang berkurang dukungannya.
"Supaya apa? Supaya pemilih yang belum mantap bisa terpengaruh dan memilih dengan 'ikut arus' saja. Padahal, angka-angka tersebut bahkan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan," ungkapnya.
Menurutnya, mengingat Ganjar-Mahfud adalah pasangan calon yang paling sering blusukan dan bertemu dengan masyarakat dari Sabang sampai Merauke, rasanya sulit untuk bisa bulat-bulat menerima hasil survei yang seolah menjatuhkan elektabilitas Ganjar-Mahfud. Boleh jadi, sambung Kris, justru karena Ganjar-Mahfud semakin menguat, popularitas ini menjadi ancaman bagi beberapa pihak.
"Dan ingat, kita punya hitung-hitungan sendiri juga. Menurut survei internal TPN Ganjar-Mahfud, yang dilengkapi data Focus Group Discussion (FGD) dan predictive media analysis, hasilnya adalah Anies-Muhaimin 21,7%, Prabowo-Gibran 41,1% dan Ganjar-Mahfud 37%. Jadi, Mas Ganjar dan Prof Mahfud akan bertarung di putaran kedua," jelasnya.
Namun terlepas dari itu, Kris mengajak relawan agar terus mengampanyekan pasangan Ganjar-Mahfud dengan memperkenalkan program capres-cawapres nomor urut 3 itu kepada rakyat. Ia juga mengajak para relawan untuk tetap optimistis terhadap peluang Ganjar-Mahfud meraih kemenangan dalam satu putaran. Dia mengajak seluruh relawan agar memanfaatkan masa kampanye yang tinggal 66 hari lagi untuk lebih memperkenalkan pasangan nomor urut 3 kepada masyarakat.
"Kita patut terus optimis. Jangan termakan perang urat syaraf lawan. Terus kampanye door to door, perkenalkan program-program Ganjar-Mahfud yang pro rakyat, dan berkampanyelah dengan penuh kreativitas," katanya.
Sementara itu dalam suatu kesempatan, Capres Ganjar Pranowo menghabiskan malam di rumah seorang warga di Kampung Tirip, Desa Boyolali, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Di sana, Ganjar menyempatkan diri duduk bersama warga hingga larut malam, mendengarkan keluh kesah mereka tentang berbagai macam masalah, mulai dari irigasi sawah hingga pupuk bersubsidi.
"Kebiasaan menginap di rumah warga ini sudah bertahun-tahun dilakukan oleh Mas Ganjar, bahkan sejak ia dilantik sebagai gubernur tahun 2013. Ini cara Mas Ganjar menangkap aspirasi rakyat yang sesungguhnya," puji Kris Tjantra.
Sepertinya, lanjut Kris, tidak ada pemimpin lain yang lebih dekat dengan masyarakat sebagaimana Ganjar yang tidak berjarak dengan rakyat. Terutama rakyat kecil yang seringkali luput dari perhatian.
"Contohnya kemarin, saat berkunjung ke Klaten, dengan hanya beralaskan tikar, Mas Ganjar duduk lesehan bersama warga untuk membuka ruang dialog dan menyediakan dirinya untuk mendengar langsung curhatan masyarakat. Suasananya akrab dan hangat," katanya.
"Warga juga terlihat sangat semangat untuk berbincang, bertanya, bahkan berkeluh kesah kepada calon pemimpinnya sampai larut malam. Tidak hanya itu, Mas Ganjar juga minta izin untuk menginap di rumah warga agar bisa tetap meresapi kehidupan rakyat sehari-hari," sambung Kris.
Menurutnya, Ganjar adalah sosok pemimpin yang tidak memberi sekat-sekat untuk rakyat. Tidak pernah sungkan untuk melebur karena paham betul bahwa tuannya adalah rakyat.
Ia menyebut, Ganjar tidak akan hanya menunggu laporan atau blusukan meninjau saja. Ganjar justru selalu proaktif menyapa dan mendengar masyarakat.
"Sosok pemimpin seperti ini lah yang sesungguhnya kita cari. Pemimpin yang lahir dari kesederhanaan, yang paling tahu dan paham akan permasalahan bahkan di lapisan terbawah sehingga nantinya bisa memberikan solusi yang tepat sasaran dan efektif," ucapnya.