.jpg)
Jakarta, gatra.net – Calon wakil presiden nomor urut 01, Muhaimin Iskandar, kerap melontarkan kata-kata khas saat tampil di debat cawapres pertama pada Jumat malam, (22/12/2023) di Jakarta.
Politisi yang karib disapa Gus Imin itu kerap mengucapkan kata “slepet” di sela-sela pembacaan visi misinya dan interaksinya dengan dua cawapres rival. Ia tercatat mengucapkan kata itu sebanyak 16 kali.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menjelaskan bahwa “slepet” merupakan kebiasaan iseng para santri di pondok pesantren. Ketika ada waktu luang, para santri biasanya menyelepet temannya menggunakan sarung yang sudah dilipat sedemikian rupa sehingga ujungnya berbentuk tipis yang bisa menyebabkan rasa sakit ketika diselepetkan ke kaki orang lain.
“Slepet itu seperti sarung yang saya bawa ini. Di kalangan santri membangunkan yang tidur, menggerakkan yang loyo, dan sekaligus mengingatkan yang lalai,” ujar Gus Imin saat membuka pidatonya saat debat.
Meski begitu, Gus Imin juga menjelaskan bahwa dalam gelanggang politik ini, kata itu punya makna lain. Menurutnya, “slepet” bagaikan lecutan semangat yang berarti mengubah kebiasaan lama dengan kebiasaan baru. Hal ini sejalan dengan visi perubahan yang diusung oleh Koalisi Perubahan yang berisi Nasdem, PKS, dan PKB yang mengusung Anies-Muhaimin.
“Slepet menjadi bagian dari kewenangan untuk menghadirkan kemakuran dan keadilan. Jangan salah. Slepet itu disrupsi. Disrupsi itu adalah awal dari perubahan,” ujar Gus Imin.
Kemudian, pada saat menutup debat, Gus Imin juga mengenalkan istilah “slepetnomics”. Ia mengeklaim bahwa gagasan “seleptnomics” sudah diuji oleh para pakar dan berbasis pada pengalaman batin dan rasa.
Dengan konsep “slepetnomics”, Gus Imin berharap bahwa proyek-proyek strategis pemerintah yang menyedot begitu banyak uang rakyat, yang hanya memenuhi selera tertentu, harus dislepet. Ia ingin menghadirkan perubahan berupa pemerataan dan pembangunan kota-kota yang desa-desa di seluruh Indonesia.
“Ke depan kecurangan pembuat aturan yang merangkap sekaligus pemain bisnis harus kita slepet. Kita bangun kesetaraan bagi semua pelaku usaha untuk maju bersama. Segala ketidakadilan kita slepet,” tegas Gus Imin.