
Jakarta, gatra.net – Presiden Kawulo Alit Indonesia (KAI), dr. Ali Mahsun ATMO, M. Biomed, menilai permintaan maaf dari calon wakil presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka soal Asam Sulfat merupakan sikap kesatria.
“Sikap kesatria Gibran ini semestinya patut dihargai bahkan dicontoh oleh rakyat maupun para elit politik di negeri ini,” kata Ali Mahsun di Jakarta, Rabu (6/12).
Ia menilai sikap tersebut layak ditiru oleh siapapun, khususnya para elit dan pemimpin di semua tingkatan di negeri ini karena pada dasarnya, manusia mempunyai sikap tersebut.
Selain itu, lanjut dokter ahli kekebalan tubuh lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) Malang dan FK Universitas Indonesia (UI) Jakarta ini, manusia bersifat alpa alias tidak selamanya benar.
“Di luar kesadaran juga tanpa disengaja setiap manusia dalam hidupnya pasti pernah alami salah ucap atau keseleo lidah, lazim dalam bahasa Jawa disebut 'keseleo ilat',” ujarnya.
Namun, lanjut Ali Mahsun, tidak semua individu menyadari telah salah ucap. Ada individu yang membiarkan atau tidak meralatnya, bahkan ada pula yang membantah telah salah ucap.
“Walau jarang, namun ada yang langsung mengaku salah, mengoreksi dan langsung minta maaf atau lazim disebut bersikap kesatria,” ujarnya.
Menurutnya, pengakuan, meralat, dan permohonan maaf Gibran telah salah ucap, yakni menyebut Asam Sulfat untuk menyebut Asam Folat di Ponpes Asysyidiqiyah, Jakarta Selatan, telah menyelesaikan persoalan.
“Oleh karena itu, hal tersebut seyogianya dapat dimaklumi oleh semua pihak dan tidak perlu jadi polemik berkepanjangan,” katanya.