Home Regional Sedimentasi Sungai di Wilayah Juwana Tak Teratasi, Minta Desa Urunan Biaya Keruk

Sedimentasi Sungai di Wilayah Juwana Tak Teratasi, Minta Desa Urunan Biaya Keruk

Pati, gatra.net - Sedimentasi sungai yang sangat parah mengancam keberlangsungan produksi tambak ikan dan garam di wilayah Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Sejumlah solusi mencuat, salah satunya melakukan pengerukan. Hanya saja opsi yang ditawarkan Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Pati, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) ini dinilai memberatkan.

Pasalnya, dinas terkesan lepas tangan dan membebankan anggaran pengerukan kepada desa-desa terdampak yakni dengan cara patungan atau gotong royong kepada pemerintah desa.

Desa tersebut adalah Agungmulyo, Genengmulyo, Langgenharjo, Bakaran Kulon, Bakaran Wetan, Dukutalit, dan Growong Lor.

Kepala Desa Genengmulyo, Rumini mengatakan, rapat soal penanganan sedimentasi dengan instansi terkait tidak membuahkan hasil. Lantaran anggaran pengerukan dibebankan kepada wilayah terdampak, termasuk daerahnya.

"Hasilnya tidak ada titik temu karena tidak anggaran dari desa. Kami keberatan karena anggaran terlalu besar untuk mengatasi sedimentasi sepanjang 2 kilometer," ujarnya, Kamis (9/11).

Rumini mengungkapkan, dinas hanya membantu alat berat saja. Sementara akomodasi dan sebagainya yang mencapai ratusan juta rupiah dipasrahkan sepenuhnya kepada pihak desa.

"Awalnya para desa menyepakati dengan nominal tertentu. Tetapi dalam perhitungan pengerukan hanya dapat dilakukan sangat pendek. Bagi Desa Genengmulyo yang notabene jauh tentu tidak merasakan dampak pengerukan. Jadi kami tetap menolak," tegasnya.

Analisis Akuakultur Ahli Muda DKP Pati, Sriwati mengungkapkan, pihaknya tidak dapat bertindak lebih dalam menangani sedimentasi sungai di wilayah Juwana. Alasannya tidak ada anggaran.

"Karena mepet tahun anggaran dan anggaran perubahan juga sudah digetok, kami belum bisa memfasilitasi pengerukan di tiga saluran," dalihnya.

Berdasarkan data DKP terdapat empat sungai yang mengalami pendangkalan. Satu sungai merupakan sungai besar bernama Sungai Gudang sepanjang tiga kilometer. Sementara tiga sungai lainnya merupakan sungai menuju tambak penduduk desa. Yakni Sungai Sumur, Kadut dan Lambao membentang sepanjang dua kilometer.

87