
Riyadh, gatra.net - Arab Saudi mengecam pernyataan “dengan keras” yang dikeluarkan seorang menteri Israel mengenai keinginannya menjatuhkan bom nuklir di Jalur Gaza.
“Pernyataan tersebut menunjukkan penetrasi “ekstremisme dan kebrutalan” di antara anggota pemerintah Israel,” kata Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan, dikutip Al-arabiya, Minggu (5/11).
“Kegagalan untuk segera memberhentikan menteri dari pemerintahan dan membekukan keanggotaannya mencerminkan tingginya penghinaan terhadap semua standar dan nilai-nilai kemanusiaan, moral, agama dan hukum dari pemerintah Israel,” katanya.
Baca Juga: Palestina sebut Pernyataan Menteri Israel soal Penggunaan Nuklir di Gaza Buktikan 'Perang Genosida'
Reuters melaporkan, Miinggu (5/11), Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa menteri yang bersangkutan – Menteri Warisan Amihay Eliyahu dari partai sayap kanan di pemerintahan koalisi – telah diskors dari rapat kabinet “sampai pemberitahuan lebih lanjut.”
Ketika ditanya dalam sebuah wawancara radio tentang opsi nuklir hipotetis, Eliyahu menjawab: “Itu salah satu caranya.”
Pernyataannya menjadi berita utama di media Arab dan menimbulkan skandal bagi lembaga penyiaran arus utama Israel.
“Pernyataan Eliyahu tidak berdasarkan kenyataan. Israel dan IDF (militer) beroperasi sesuai dengan standar tertinggi hukum internasional untuk menghindari kerugian terhadap orang yang tidak bersalah. Kami akan terus melakukannya sampai kemenangan kami,” kata kantor Netanyahu.
Sekitar 9.500 warga Palestina tewas dalam perang tersebut, sehingga menimbulkan kekhawatiran internasional terhadap taktik Israel.
Dalam postingannya di media sosial, Eliyahu berkata: “Jelas bagi siapa pun yang berakal sehat bahwa pernyataan nuklir itu hanya metaforis.”
Namun dia menambahkan: “Respon yang kuat dan tidak proporsional terhadap terorisme jelas diperlukan, yang akan menjelaskan kepada Nazi dan pendukung mereka bahwa terorisme tidak ada gunanya.”