
Yogyakarta, gatra.net - Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia melihat peran penting media dalam mewujudkan ekspektasi Inflasi. Informasi yang terbuka dan transparan dinilai membantu pelaku ekonomi mengambil keputusan.
Lewat 'Capacity Building Wartawan Ekonomi DIY 2023: Penguatan Komunikasi Media di Era Digital Melalui Visualisasi Data', pada 27-28 Oktober, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta mengajak awak media memperkuat kredibilitasnya untuk mencapai target inflasi.
Di acara tersebut, Kantor Perwakilan wilayah (KPw) Bank Indonesia DIY menghadirkan Kepala Divisi Relasi Media Massa dan Opinion Maker (DROM) - Departemen Komunikasi Bank Indonesia Syachman Perdymer sebagai narasumber utama.
"Sejak 2005, komunikasi dengan publik dinilai penting oleh BI untuk mewujudkan target ekspektasi inflasi. Ini bukan sesuatu yang baru, namun BI ingin menghadirkan pencapaian target yang lebih terbuka dan transparan," kata Syachman.
Ekspektasi inflasi adalah kondisi saat pelaku ekonomi mengharapkan penentuan inflasi berikutnya oleh BI terkendali.
Saat ini, menurut Syachman, tantangan dalam berkomunikasi dengan publik semakin bervariasi. Kesenjangan literasi antara pemangku kepentingan sangat tinggi. Isu-isu kelembagaan BI dan tuntutan transparansi juga begitu kuat.
"Perkembangan teknologi digital menjadikan pembaca bukan hanya audience namun juga marketer, sehingga terjadi overload informasi saat ini," lanjutnya.
Karakteristik pembaca dan audiens yang berbeda menjadikan pilihan media informasi turut berbeda. Dengan begitu, BI dituntut menyesuaikan cara berkomunikasi sesuai selera para pencari informasi.
Dengan materi komunikasi yang berbeda, BI tidak lagi memfokuskan penyampaian informasi keuangan pada pelaku ekonomi, para penentu pasar, dan media.
Namun lebih memperluas jangkauan informasi kepada seluruh lapisan publik dan membuat pesan yang makin menjangkau generasi terbaru.
"Dengan transparansi informasi yang membangun pengertian di masyarakat mengenai apa yang ingin kita sampaikan, maka keberadaan media penting untuk menentukan apa yang dibutuhkan khalayak," ucap Syachman.
Chief Content Officer Katadata, Heri Susanto, menyebut melimpahnya data akibat adopsi perkembangan teknologi mengharuskan pengelola media harus menyajikan konten berita yang mudah dipahami dan menarik.
"Konten-konten berita seperti ini akan lebih diperhatikan publik, sehingga konten terkait hal-hal perekonomian mudah dijelaskan dengan cara simpel," lanjut Heri.
Di era digital ini, Heri menyatakan informasi yang disajikan melalui gambar akan lebih efisien dan efektif. Konten inilah yang diinginkan oleh pembaca era digital.