Home Nasional Menag: Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun Depan Akan Lebih Menantang

Menag: Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun Depan Akan Lebih Menantang

Bantul, gatra.net – Berkaca dari evaluasi tahun ini, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan, pelaksanaan ibadah haji tahun depan akan lebih menantang. Selain adanya kriteria kesehatan jemaah haji yang baru, penambahan kuota bakal dibarengi dengan pengurangan petugas haji.

Saat membuka Mudzakarah Perhajian Indonesia 2023 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (23/10), Gus Yaqut menyatakan ada catatan tebal dan tantangan besar yang harus diselesaikan perihal istithaah kesehatan atau kemampuan individu dari sisi kesehatan dalam ibadah haji.

“Dari 221 ribu jemaah haji yang tahun ini berangkat, ada 61.536 yang masuk kategori lansia dan 5.791 di antaranya harus menggunakan kursi roda. Catatan lainnya, ada 774 jemaah haji yang meninggal di Arab Saudi, 36 meninggal di Tanah Air dan satu masih hilang sampai sekarang,” jelasnya.

Terkait istitha'ah, skema sebelumnya, yaitu jemaah melakukan pelunasan dulu baru pemeriksaan, akan sangat tidak mungkin dan terlalu berisiko. Skema ini bagi petugas Kementerian Kesehatan sangat tidak mungkin karena harus mencoret jemaah yang sudah lunas, meskipun memiliki catatan kesehatan yang tidak memungkinkan melaksanakan ibadah haji.

"Akibatnya semua jamaah yang sudah melakukan pelunasan diloloskan begitu saja," kata Gus Yaqut.

Melalui mudzakarah, yakni pertukaran pikiran tentang suatu masalah, Menag ingin benar-benar ada pembahasan kriteria istithaah dengan baik. Dirinya tidak ingin kejadian banyaknya jemaah yang mengalami demensia dan sakit sepanjang musim haji.

Baginya kunci utama agar hal-hal itu tidak terulang lagi adalah istitha'ah kesehatan. Selain itu, ada keberanian dan penetapan kriteria kesehatan yang diizinkan berangkat.

“Karenanya saya mengingatkan bahwa pemeriksaan kesehatan pada jemaah haji ini dilakukan sebelum pelunasan. Dan pemeriksaannya tidak lagi di rumah sakit terpusat, namun langsung di puskesmas-puskesmas,” ucapnya.

Masalahnya, karena puskesmas di bawah struktur wali kota atau bupati, kriteria kesehatan bagi jemaah harus ditetapkan agar kepala puskesmas memiliki panduan untuk menentukan jemaah dapat berangkat atau tidak.

“Tantangan lain di tahun depan yaitu adanya penambahan kuota haji sebanyak 20 ribu dan pengurangan petugas. Dari tahun ini sebanyak 4.300 dikurangi menjadi 2.000 orang saja,” jelasnya.

Dirinya meminta Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag mencari formula yang tepat agar pelaksanaan ibadah haji 2024 lancar.

43