Home Politik Pengamat: Persepsi Publik Soal Arah Politik Jokowi ke Prabowo Sudah Terbentuk Kuat

Pengamat: Persepsi Publik Soal Arah Politik Jokowi ke Prabowo Sudah Terbentuk Kuat

Jakarta, gatra.net - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo menilai publik cenderung memiliki persepsi bahwa Presiden RI Joko Widodo cenderung "dekat" dengan bakal calon presiden (bacapres) usungan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto dibanding bacapres lainnya. Menurutnya, persepsi publik itu telah terbentuk secara kuat jelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Terkait arah politik Jokowi, hari ini memang persepsi publik, persepsi masyarakat secara umum memang melihat bahwa gestur politik Pak Jokowi dipersepsikan lebih dekat atau condong kepada Prabowo Subianto daripada ke Ganjar Pranowo. Persepsi publik ini sangat kuat sekali," kata Ari Nurcahyo dalam acara diskusi di kanal YouTube PARA Syndicate, pada Jumat (20/10).

Meski begitu, Ari menekankan bahwa anggapan itu semata-mata merupakan persepsi yang banyak terbentuk di publik. Dengan kata lain, posisi politik Jokowi belum tentu benar-benar condong pada kubu Prabowo. Namun, ia juga menyatakan bahwa persepsi itu semakin kuat terbentuk di tengah masyarakat, seiring dengan semakin dekatnya waktu pelaksanaan pemilu.

"Ini soal persepsi, dan politik itu adalah soal persepsi. Bahwa faktanya seperti apa, itu bisa penting, bisa juga tidak penting," ujarnya.

Ari pun membeberkan data yang dikutipnya berdasarkan survei Litbang Kompas pada Agustus 2023 silam. Dalam data itu, kata Ari, dukungan Jokowi memang memiliki pengaruh positif terhadap perolehan nilai elektoral Ganjar dan Prabowo. Namun demikian, rupanya dukungan Jokowi memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap angka elektabilitas Prabowo dibanding Ganjar.

"Ketika telunjuk Jokowi menunjuk Ganjar, itu sebenarnya tambahan elektoral buat Ganjar Pranowo itu kecil, hanya plus minus 0,8 persen lah. Itu kecil. Jika Pak Jokowi meng-endorse Ganjar Pranowo, tidak terlalu berpengaruh pada elektabilitas Ganjar," kata Ari.

"Tetapi jika Pak Jokowi meng-endorse Prabowo Subianto, itu tambahan elektabilitasnya bisa 3,8 sampai 4 persen," tambahnya.

Dengan demikian, kata Ari, bahkan tambahan nilai elektoral yang didapatkan Ganjar terbilang lebih kecil dibanding angka yang akan diperoleh bacapres Anies Baswedan, apabila Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mendapat dukungan dari Jokowi. Di mana, tambahan nilai elektoralnya berkisar pada angka 1,4-1,5 persen.

"Maka, kelihatan di sini bahwa bahkan faktor Jokowi itu lebih kuat ke Anies Baswedan daripada ke Ganjar Pranowo ketika memang secara eksplisit Pak Jokowi itu meng-endorse salah satu dari tiga capres," tuturnya.

199