
Jakarta, gatra.net - Perubahan iklim yang ekstrim membuat terjadinya fenomena El Nino yang membuat curah hujan rendah dari periode sebelumnya. Fenomena ini membawa dampak terhadap kondisi pangan di Indonesia.
Direktur Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Budi Waryanto mengatakan kondisi pangan yang terjadi saat ini sudah di antisipasi dengan adaptasi kerja.
"Kami di Badan Pangan Nasional menambah satu lagi dalam konteks ancaman ini adalah meningkatnya prevalensi rawan pangan dan gizi," ungkapnya dalam diskusi yang bertema 'Hari pangan sedunia: refleksi ketahanan pangan Indonesia di tengah ancaman kekeringan dampak El Nino' melalui zoom, Kamis (12/10/2023).
Ia menyampaikan, Bapanas melakukan kerja sama dengan menggandeng Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar bisa memanfaatkan BUMN di bidang pangan. "Memang rancangan kedepan BUMN ini akan menjadi andalan bagi pemerintah agar hadir di masyarakat untuk memenuhi amanat dan undang undang pangan," ujarnya.
Budi memaparkan keberadaan bahan pokok di Indonesia cukup aman dibandingkan negara lain yang tidak mempunyai sumber daya alam. "Karena misi kita adalah mengkoordinasi sebagai windows awal untuk masuk kondisi nya seperti apa," katanya.
Ia juga menjelaskan dampak dari adanga fenomena El Nino ada memberikan pengaruh namun kondisi seperti ini justru ada yang lebih parah lagi dari Indonesia.
"Tapi sekarang pemantiknya bukan hanya kekeringan atau climate change, kan ada situasi global. Oleh karena itu kondisi ini ada pengaruhnya tapi secara umum bagi negara kita iklimnya ini masih jauh bersahabat dengan negara-negara ada yang lain," jelasnya.
Budi menambahkan pihaknya bisa mengatasi situasi walaupun harga naik. "Tapi masih bisa kita kendalikan. Inflasi kita masih tetap di satu digit," pungkasnya
Reporter: Iswatun Hasanah