Home Politik Cak Imin Siap Abaikan Kaidah NU untuk Peroleh Hasil Maksimal di Pilpres

Cak Imin Siap Abaikan Kaidah NU untuk Peroleh Hasil Maksimal di Pilpres

Sleman, gatra.net – Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengatakan sebagai cawapres Anies Baswedan, dirinya bakal meninggalkan kaidah-kaidah Nahdlatul Ulama (NU) untuk meraih hasil maksimal di pemilihan presiden.

Jika terpilih sebagai pemimpin, Koalisi Perubahan Anies-Imin bersepakat untuk menyelesaikan persoalan bangsa seperti disampaikan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

“Saya sudah 20 tahun di pemerintahan bersama SBY dan Jokowi. Saat sudah tidak bisa maksimal, bisa minimal yang dilakukan. Bahasa gampangnya, jika tidak dapat banyak, oleh (dapat) sedikit-sedikit tidak apa-apa,” kata Cak Imin saat hadir di UGM, Rabu (11/10), di acara ‘Temu Juang Aktivis Jogja untuk Amin’.

Karenanya, saat ini ia tidak lagi menargetkan hasil minimalis, melainkan maksimalis dalam Pemilu 2024.

Sama-sama alumnus UGM, yakni dirinya di FISIPOL dan Anies di FEB, Cak Imin mengatakan mereka telah berjuang di tempat yang berbeda namun hanya meraih hasil minimalis.

Bahkan, Cak Imin menyatakan seakan-akan ada kekuatan besar yang menghalangi dirinya dipertemukan dengan Anies. Namun saat ini kata dia takdir berkata lain dan dirinya dan Anies dipertemukan dalam spirit yang sama.

“Untuk meraih hasil maksimal di pemilu nanti, saya siap mengabaikan kaidah-kaidah NU di mana kalau tidak bisa semua, jangan ditinggalkan semua. Kalau bisa dimaksimalkan, kita akan maksimalkan,” tegasnya.

Menurutnya, koalisi Anies-Imin di 2024 akan maksimal melakukan perbaikan dan menyelesaikan semua persoalan bangsa dengan sikap saling percaya.

Menurut Cak Imin, dirinya dengan Anies memiliki banyak perbedaan. Bahkan ketimbang Anies, dirinya yang seharusnya menjadi capres karena usianya lebih tua dan memimpin partai. Namun keputusan berkoalisi ini kata dia adalah pilihan terbaik.

“Perbedaan itu biasa di jalan aktivis. Yang penting, musuhnya satu. Saat ini musuhnya adalah stagnasi, korupsi, ketidakberdayaan, rendahnya pendidikan dan lain-lain,” ucapnya.

152