Home Gaya Hidup Di Surabaya Fashion Parade 2023, Karya Busana Yogyakarta Usung Tren 1960-an

Di Surabaya Fashion Parade 2023, Karya Busana Yogyakarta Usung Tren 1960-an

Yogyakarta, gatra.net - Jenama fesyen lokal asal Daerah Istimewa Yogyakarta, Farah Button, menunjukkan eksistensinya di Surabaya Fashion Parade (SFP) 2023. Farah Button menampilkan 10 busana siap pakai berbahan linen yang mengusung fesyen era 1960-an.

Berlangsung Kamis (7/8) malam, desainer sekaligus pemilik Farah Button, Sutardi, menyatakan pihaknya mengusung tema Futurismo dalam peragaan busana kali ini.

“Motif garis dan bintik menjadi ciri utama identik dengan tren fesyen era 1960-an. Sehingga kesan minimalis dan modern yang muncul kala itu berkaitan erat dengan invasi teknologi. Dalam konteks kekinian, saya ingin merayakan kemajuan teknologi lewat fesyen yang global dan universal,” katanya, Jumat (8/9).

Implementasi Futurismo juga terlihat dalam desain yang berkonsep classy easy fashion. Sutardi terinspirasi dari hiruk-pikuk orang-orang selepas pandemi Covid-19.

“Terkadang orang bingung menentukan outfit untuk kasual dan formal. Lewat tema Futurismo yang bergaris tegas membuat ready to wear menjadi pakaian yang bisa membuat orang tampil kasual dan formal dengan waktu yang bersamaan,” ujar Sutardi.

Menurut Sutardi, Surabaya menjadi pasar yang cocok dengan desain dan konsep yang diusung Farah Button. Alasannya, Surabaya adalah kota besar yang berkarakter unik.

Keunikan itu terlihat dari masyarakat Surabaya yang hidup di kota besar tetapi tidak individualistis. Keakraban dan kehangatannya tetap terjaga.

“Jadi selepas kerja, orang masih punya waktu untuk sekadar hangout atau nongkrong dan koleksi-koleksi Farah Button fleksibel dikenakan di kesempatan apa pun,” ucap Sutardi.

Potensi Surabaya ini membuat Sutardi berencana membuka gerai Farah Button di Surabaya sehingga bisa memanjakan pelanggan di kota ini.

Konsisten mengukuhkan eksistensi Farah Button di berbagai perhelatan dalam negeri, Sutardi berkeinginan menembus kancah internasional dan menunjukkan karya bangsa. Bukan tanpa sebab, seluruh produksi Farah Button melibatkan UMKM konveksi lokal Yogyakarta yang didominasi anak muda.

“Hasilnya tidak kalah. Konveksi UMKM lokal Yogyakarta bisa berproduksi dengan jahitan layak ekspor,” kata Sutardi.

Ia juga mengapresiasi perhelatan SFP 2023 yang digelar pada 7 sampai 10 September 2023 karena memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk berkarya dan berkembang. Desainer-desainer muda memiliki wadah untuk menunjukkan bakat dan eksistensinya di dunia fesyen.

155