
Jakarta, gatra.net - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan kepada pemimpin Indonesia setelah dirinya untuk melanjutkan atau mendorong hilirisasi industri yang sedang dilakukan.
Menurutnya, jika program hilirisasi ini dihentikan, maka Indonesia dapat mengalami kerugian.
"Saya akan pesan kepada Presiden yang akan datang jangan sampai menghentikan yang namanya hilirisasi rugi besar kita," katanya dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) 2023 di Kawasan BSD Tangerang, Kamis (31/8).
Jokowi juga menyampaikan bahwa berdasarkan perhitungan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) program hilirisasi akan meningkatkan pendapatan per kapita Indonesia menjadi US$10.900 dalam 10 tahun mendatang. Kemudian meningkat menjadi US$15.800 dalam 15 tahun, dan US$25.000 saat Indonesia mencapai Indonesia Emas 2045.
"Inilah tujuan gol kita tidak hanya visi besar tapi kita juga harus memiliki visi taktis itu," katanya.
Menurut Jokowi, hilirisasi industri tidak hanya berkaitan dengan nikel, baja dan tembaga saja. Namun juga pada seluruh bahan mentah tak terkecuali rumput laut dan kelapa sawit.
Jokowi mengingatkan bahwa jangan sampai bahan mentah tersebut terus diekspor sebelum dihilirisasi. Nantinya, hilirisasi akan membuka kesempatan kerja, dan membuat nilai tambah lebih meningkat. Sehingga penerimaan negara otomatis akan meningkat.
"Kita ekspor bahan mentah sejak VOC. Jangan diteruskan meskipun ditekan oleh Uni Eropa, ditekan oleh WTO, ditekan dari IMF jangan mundur jangan berhenti (hilirisasi)," tegasnya.
Oleh karena itu, Jokowi berharap pemimpin Indonesia berikutnya dapat terus melanjutkan program hilirisasi ini. Karena berdampak langsung terhadap nilai tambah dan penerimaan negara.