Home Internasional Pabrik Toyota di Jepang Hentikan Sementara Produksinya, Serangan Siber?

Pabrik Toyota di Jepang Hentikan Sementara Produksinya, Serangan Siber?

Tokyo, gatra.net - Toyota mengatakan bahwa mereka menghentikan operasi produksi di 12 dari 14 pabriknya di Jepang karena kesalahan sistem, sejak Selasa (29/8). Tidak dijelaskan alasan, namun ada isu terkait dengan serangan siber, meski dibantah pihak Toyota.

Produsen mobil terbesar di dunia itu menahan diri untuk membahas rincian lain mengenai insiden yang dimulai Selasa pagi itu.

“Dua belas pabrik kendaraan, yang memengaruhi 25 lini, tidak dapat memproses pesanan suku cadang karena kesalahan sistem… Saat ini, kami yakin ini bukan serangan siber,” kata juru bicara Toyota kepada AFP, Selasa (29/8).

“Kami akan terus menyelidiki penyebab masalah ini dan akan memulihkannya sesegera mungkin,” katanya.

Baca Juga: Bisnis Butuh Ketahanan Siber, Serangan Siber Sulit Diprediksi

Belum jelas kapan produksi normal akan dilanjutkan. Namun tidak disebutkan apakah pabrik-pabrik di luar negeri juga terkena dampaknya.

“Pabrik Toyota di wilayah Kyushu selatan dan pabrik anak perusahaan Daihatsu di Kyoto tetap beroperasi,” kata juru bicara tersebut.

Berita ini membuat saham Toyota ke zona merah, diperdagangkan 0,64 persen lebih rendah pada 2,421.0 yen.

Penjualan juga tampaknya telah melambat sebelum istirahat tengah hari, di pasar Tokyo.

Tahun lalu, Toyota harus menangguhkan seluruh pabrik dalam negerinya setelah anak perusahaannya terkena serangan siber.

Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan paling penting dan dihormati di Jepang, dan aktivitas produksinya berdampak sangat besar terhadap perekonomian negara.

Toyota terkenal dengan efisiensinya dan sistem produksi “just-in-time”, yang hanya menyediakan pengiriman kecil suku cadang penting dan barang-barang lainnya pada berbagai tahap proses perakitan.

Baca Juga: Toyota Investasi Besar-Besaran Pabrik Baterai Mobil Listrik

Praktik ini meminimalkan biaya sekaligus meningkatkan efisiensi dan telah dipelajari oleh produsen lain, dan sekolah bisnis di seluruh dunia, kendati itu juga memiliki risiko.

Raksasa otomotif ini mempertahankan posisi teratas dalam penjualan otomotif global selama tiga tahun berturut-turut pada tahun 2022, namun sebagian besar industri otomotif telah berusaha melawan tantangan pandemi dan dampak dari kekurangan chip global.

Meski begitu, Toyota menargetkan memperoleh laba bersih tahunan sebesar 2,58 triliun yen ($17,6 miliar), naik 5,2 persen dibandingkan tahun lalu, dan penjualan sebesar 38 triliun yen untuk tahun fiskal hingga Maret 2024.

Produsen mobil besar ini menikmati lonjakan permintaan global yang kuat setelah pandemi COVID-19, yang memperlambat aktivitas manufaktur.

Kekurangan semikonduktor telah membatasi kapasitas produksi sejumlah produk mulai dari mobil hingga ponsel pintar.

Toyota mengatakan pasokan chip membaik dan telah menaikkan harga produk serta bekerja sama dengan pemasok, untuk mengembalikan aktivitas produksi menjadi normal.

“Namun, perusahaan masih mengalami keterlambatan pengiriman kendaraan baru ke pelanggan,” tambahnya.

65