
Pati, gatra.net - Sebanyak 27 kabupaten/kota di Jawa Tengah mengalami kekeringan. Imbasnya, ratusan wilayah mengalami krisis air bersih pada musim kemarau kali ini.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng, Bergas C Penanggungan mengatakan, sedikitnya 700 desa dari 107 kecamatan di seluruh Jateng terdampak bencana.
"Datanya segitu, ini memang puncak-puncaknya kemarau, harapannya bulan September nanti sudah mulai turun hujan," ujarnya saat berkunjung ke Kabupaten Pati, belum lama ini.
Ia mengaku telah berkoordinasi dengan seluruh elemen untuk memecahkan persoalan tersebut. Mengingat, terbatasnya sarana dan prasaran penunjang, khususnya armada untuk mendistribusikan air bersih ke titik bencana.
"Disaat ini kita sudah mulai memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki oleh pemerintah daerah masing-masing. Kata kuncinya sebenarnya daerah itu ada air, tetapi di daerah tertentu ada daerah yang tidak ada air. Jadi distribusinya ini loh, nah distribusi ini kendalanya sarana prasarana, jadi perlu melibatkan pihak luar, untuk melibatkan," bebernya.
Berkenaan itu, Bergas mengakui, distribusi air bersih di 27 kabupaten/kota belum bisa dilakukan secara maksimal. Sehingga, ia meminta agar masyarakat terdampak bisa sedikit bersabar untuk menerima bantuan.
"Distribusinya memang terjadwal, jadi masyarakat harus bersabar. Antre karena keterbatasan sarana dan prasarana itu tadi," jelasnya.
Ditambahkan, agar penanggulangan bencana bisa berjalan maka perlu dibentuk Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) di masing-masing daerah.
"FPRB ini adalah wadah kemitraan dengan pemerintah, dunia usaha, akademisi, media, pemerintah, masyarakat, diharapkan menjadi percepatan. Penanggulangan di wilayah itu. Semua kabupaten/kota perlu ini. Harapannya semua memiliki, dan Pati ini baru dibentuk. Ini sampai tingkat desa, sampai tingkat terkecil," pungkasnya