
Sleman, gatra.net – Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri menyatakan gembar-gembor bonus demografi Indonesia pada 2045 tidak akan ada artinya jika tanpa peran perempuan sebagai ibu dari anak-anak bangsa.
Ia meminta perempuan Indonesia tak asyik berswafoto, namun sudah saatnya peduli kesehatan dan pendidikan anaknya agar tidak menjadi beban negara di masa depan.
“Saya itu berpikir kenapa bangsa ini sekarang mengalami penurunan, dekadensi moral. Bangsa ini sudah melupakan perjuangan dengan darah dan air mata untuk meraih kemerdekaan ini,” kata dia, Selasa (22/8) sore.
Hari ini, di Daerah Istimewa Yogyakarta bersama capres Ganjar Pranowo, Megawati hadir di temu kebangsaan komunitas Pilih Ganjar (PiJar) bertema ‘Merawat Keberagaman Indonesia Membentuk Pemimpin Nasional yang Bernyali Tanpa Membenci’.
Menurutnya, peran perempuan Indonesia untuk membentuk generasi masa depan sangat penting terutama dalam memenuhi pendidikan dan kesehatan anak-anaknya.
“Lalu apa, bonus demografi? Tapi kita lupa berpikir, kenapa masih ada stunting yang menyebabkan pertumbuhan fisik pendek dan IQ rendah anak-anak. Penderita stunting ini ke depan menjadi beban negara,” paparnya.
Dirinya bercerita, pakar kesehatan dunia menyatakan stunting belum ada obatnya. Untuk itu, pemenuhan makanan bergizi selama dua ribu hari sangat penting bagi bayi dan membutuhkan peran ibu.
“Bagaimana bangsa ini ke depan bisa maju, jika ibu-ibu sekarang ini sibuk selfie, flexing. Boleh senam, boleh pengajian, boleh arisan. Saya dulu juga, meskipun sibuk, saya tetap menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak sepulang mereka sekolah,” tegasnya.
Menurutnya, kondisi ini lantaran bangsa ini sudah berada di zona nyaman tanpa mau berusaha menggapai masa depan yang lebih baik. Hilangnya peran ibu dalam pendidikan dan pemenuhan kesehatan anak-anak turut menurunkan moral mereka.
Sebelumnya, Ketua PiJar Nindyo Pramono menyebut temu kebangsaan ini digelar untuk menyamakan pandangan bahwa saat ini Indonesia membutuhkan sosok pemimpin nasional yang mengerti berbagai persoalan fundamental bangsa.
“Pemimpin nasional senantiasa memiliki sumber daya besar dalam menentukan arah bangsa. Dengan tantangan besar di era transformasi digital, Indonesia sekarang ini memerlukan pemimpin bernyali tanpa membenci,” kata Pramono.
Sosok pemimpin tersebut menurut Pramono ada di dalam diri Ganjar Pranowo. PiJar menyatakan sepenuhnya mendukung Ganjar sebagai capres dan siapapun yang nanti bakal menjadi cawapresnya.