
Bantul, gatra.net - Tak ingin membuat khawatir dan menjadi beban orang tuanya, David Luki Hermawan (23) memutuskan mendaftar menjadi polisi usai kuliah di Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Universitas Yogyakarta (UNY).
David, peraih perak lari 1.500 meter di Pekan Olahraga Daerah (Porda) Daerah Istimewa Yogyakarta 2019 untuk Bantul. Ia lulus seleksi proaktif penerimaan Bintara Polri 2023 pada jalur pencarian bakat (talent scouting).
Serba rahasia inilah yang diceritakan orang tua David, Tugiyo (59) dan Sutini (64), saat ditemui wartawan di rumahnya di RT 3, Dusun Sindet, Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Bantul, Senin (31/7).
“Kami sama sekali tidak tahu soal David mendaftar di kepolisian. Tiba-tiba dia hanya meminta restu sudah daftar usai diwisuda usai Lebaran tahun ini,” kata Tugiyo.
Karena seringnya mendapat informasi bahwa menjadi polisi butuh biaya besar, Tugiyo dan Sutini sebenarnya tidak rela karena tidak memiliki uang. Namun David bersikeras mendaftar dan mengikuti proses seleksi. Setelah tahu proses seleksi itu tidak dipungut biaya, akhirnya mereka memberikan restu ke David.
Menurut Tugiyo, semangat David untuk meraih cita-citanya sangat kuat. Sejak kecil hingga kuliah, ia telah menjadi atlet lari yang meraih banyak prestasi.
David juga mengerti bapak ibunya bekerja sebagai buruh serabutan. Ia telah berusaha membantu menyelesaikan biaya kuliah dengan mengikuti berbagai kejuaraan.
“Kami bersyukur dan bahagia karena David dinyatakan lulus dan sejak 22 Juli lalu masuk pendidikan bintara di Sekolah Polisi Negara (SPN) Selopamioro. Dia berhasil membanggakan kami,” tutur Sutini di sela isak tangisnya.
David, saat ditemui di sela-sela pelatihannya, mengatakan memang sengaja merahasiakan proses pendaftaran ke polisi kepada orang tuanya. Hal ini dilakukan agar orang tuanya tidak terbebani soal biaya.
Usai semua proses pendaftaran, David memberanikan diri mengutarakan semuanya. Agar tidak membuat risau orang tuanya, dia mengatakan pendaftaran ini sama sekali tidak dipungut biaya.
“Menjadi polisi memang cita-cita saya sejak SMA. Saya berpikir semakin menginjak dewasa, setiap orang harus punya cita-cita dan memutuskan masuk polisi usai kuliah di UNY,” ujarnya.
Bagi David, kelulusannya sebagai bintara polisi ini dipersembahkan khusus kepada kedua orang tuanya yang telah bekerja keras menghidupi serta menyekolahkan hingga lulus kuliah. Dirinya paham, sebagai buruh serabutan orang tuanya selalu pontang panting untuk menyediakan uang guna pembayaran uang kuliah.
“Saya bersyukur, saat itu saya bisa membantu dengan meraih beasiswa dan menjuarai kejuaraan lari. Hasilnya sedikit-sedikit saya tabung untuk kegiatan kuliah,” ujarnya.
Kasubbid Penmas Bidang Humas Polda DIY, AKBP Verena Sri Wahyuningsih, menjelaskan, David merupakan satu dari delapan siswa berprestasi yang diterima Polda DIY dalam seleksi bintara tahun ini.
“Seleksi rekrutmen proaktif (rekpro) Bintara Polri terdiri dari kategori tindakan penguatan (affirmative action), penghargaan, dan pencarian bakat (talent scouting),” katanya.
Di kategori pencarian bakat, Polri menjaring calon anggota dari siswa-siswa yang memiliki prestasi akademik seperti juara olimpiade sains, juga peraih prestasi non-akademik seperti olahraga, kejuaraan keagamaan, Paskibraka, hingga hafidz Qur’an untuk tingkat daerah, provinsi, nasional, hingga internasional.
“Seleksi pencarian bakat non-akademik Polri bekerjasama dengan Kemendikbud Ristek terkait data-data anak berprestasi. Kita lantas menawari mereka untuk mau tidak ikut seleksi,” jelas Verena.
Pada Selasa (25/7), sebanyak 210 orang siswa calon Bintara Polri Penerimaan Daerah (Panda) Polda DIY gelombang II tahun 2023 mulai menjalani pendidikan di SPN Selopamioro selama lima bulan.
Selain David, dua calon dari Gunungkidul yaitu Dani Triyanto asal Paliyan lolos seleksi atas prestasinya sebagai anggota Paskibraka Gunungkidul 2021. Kemudian ada Dafit Dwi Dita Prabowo, asal Playen yang sarat prestasi di olahraga tenis lapangan.