Home Politik Jabar Hanya jadi Arena Battle Prabowo Vs Anies

Jabar Hanya jadi Arena Battle Prabowo Vs Anies

Jakarta, gatra.net – Wilayah Jawa Barat (Jabar) atau tatar Pasundan hanya akan menjadi arena battle atau pertarungan antara Prabowo Subianto versus (Vs) Anies Baswedan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Direktur Eksekutif Foxpall, Mohammad Muhammad Anas RA, dalam peluncuran hasil survei lembaganya di Jakarta, Senin (24/7), menyampaikan, Jabar hanya menjadi arena perebutan suara Prabowo Vs Anies karena elektabilitas keduanya yang tertinggi.

Anas mengungkapkan, berdasarkan hasil survei Foxpoll, jika Pilpres diikuti tiga kandidat capres, yakni Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo, elektabilitas Prabowo 38,4%.

Adapun calon pesaing terkuatnya, Anies Baswedan dari Koliasi Perubahan untuk Persatuan (KPP), lanjut Anas, meraih 33,7% dukungan warga Jabar. Sedangkan Ganjar Pranowo hanya mendapat 16,9%.

“Sebesar 11,0% responden tidak menjawab atau mengaku tidak tahu. Mereka belum menentukan jawaban,” katanya.

Sedangkan jika Pilpres dengan skema hanya diikuti dua pasangan calon head to head Prabowo Vs Anies, elektabilitas Prabowo masih unggul, masing-masing 45,8% vs 41,3%.

Kalaupun head to head dua paslon Prabowo Vs Ganjar Pranowo, elektabilitas Prabowo sangat jomplang atas Ganjar, yakni 60,3% vs 20,1%. Sedangkan pada simulasi Anies vs Ganjar, elektabilitas atau keterpilihan Anies juga cukup tinggi, yakni 57,7% vs 22,1%.

Sedangkan kalau skema Pilpres diikuti 4 calon presiden, yakni Prabowo, Anies, Ganjar, dan Airlangga Hartarto, elektabilitas Prabowo tetap masih unggul di Jabar, yakni 38,6%. Anies diperingkat kedua 29,3%, Ganjar 15,9%, dan Airlangga paling buncit, yakni 6,2%. Sisanya 10,0% responden menjawab tidak tahu dan tidak menjawab.

Ia menjelaskan, ada beberapa faktor yang membuat Prabowo unggul di Jabar. Pertama, pada Pilpres 2014 dan 2019 selalui unggul. Sampai saat ini, pemilih Prabowo masih konsisten memilih dia sekitar 48,7%.

“Yang kedua, Pak Prabowo juga dipersepsikan sebagai tokoh perbaikan [angkanya 43,1%], walaupun hari ini dia dalam posisi pemerintahan, itu menjadi hal yang positif,” katanya.

Sedangkan mengapa Anies Unggul di Jabar, pertama; yakni publik merepresentasikan dia sebagai tokoh perubahan yang angkanya 37,5%. Faktor selanjutnya, yakni KPP yang di antaranya terdapat Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Ia menjelaskan, kalau menilik dari segi historis pemilu di Jabar, siapapun calon presidennya, atau bahkan calon gubernur yang didukung oleh PKS itu selalu mendapat dukungan signifikan.

Ketiga, lanjut Anas, Anies ini selalu dipersepsikan publik sebagai tokoh yang membawa isu-isu perbaikan umat atau kemasalahatan umat. Hasil riset Fixpoll bahwa 44% masyarakat Jabar menginginkan visi pemimpin yang membawa kemasalahatan umat. Sementara itu, responden yang menginginkan pemimpin peduli terhadap rakyat kecil itu hanya 25%.

“Pak Prabowo dan Anies dipersepsikan sebagai tokoh yang bisa membawa kemasalahatan umat, sementara Gajar dipersepsikan sebagai tokoh wong cilik, sehingga ini sangat linier,” katanya.

Anas lantas menjelaskan mengapa perolehan dukungan masyarakat Jabar terhadap Ganjar Pranowo tidak signifikan, malah tertinggal cukup jauh dari Prabowo dan Anies, yakni akibat beberapa faktor.

“Pertama, Ganjar diasosiasikan tokoh keberlanjutan atau yang akan melanjutkan program Jokowi. Kedua, Ganjar didukung PDI Perjuangan,” katanya.

Sesuai historis politik di Jabar, siapapun capres yang didukung PDIP itu belum pernah menang dalam dua kali pilpers. Bahkan di level pemelihan gubernur pun, calon yang diusung PDIP ini selalu kalah.

“Sesuai fakta politik inilah yang membuat Ganjar Pranowo itu masih lemah ditambah koalisi partai pendukung,” katanya.

Ia menilai dalam koalisi yang dibangun PDIP hingga saat ini, hanya PDIP dan pemilihnya yang solid mendukung Ganjar. Sementara itu, mayoritas pemilih Hanura dan Perindo, memilih Anies Baswedan. Sedangkan pemilih PPP, mayoritas memilih Prabowo Subianto.

“Ini menjadi PR [pekerjaan rumah] Ganjar Pranowo untuk memantapkan kesolidan dan konsolidasi partai-partai koalisi yang ada di Jawa Barat,” katanya.

Ia menjelaskan, Fixpoll melakukan survei di wilayah Jabar pada 15–23 Juni 2023 melibatkan 840 responden, menggunakan multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 3,38% pada tingkat kepercayaan 95%.

”Populasi survei adalah seluruh warga Jawa Barat berusia 17 tahun atau sudah menikah,” katanya.

Adapun surveinya, ujar Anas, dilakukan dengan cara wawancara langsung secara tatap muka menggunakan kuesioner oleh pewawancara yang telah dilatih.

226