Home Lingkungan Masjid Energi Surya di Bantul, Terwujud Berkat Sedekah Energi Tanpa Andalkan Dana Negara Maju

Masjid Energi Surya di Bantul, Terwujud Berkat Sedekah Energi Tanpa Andalkan Dana Negara Maju

Bantul, gatra.net -  Masjid Al Muharram di Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi contoh pemanfaatan energi terbarukan yang diwujudkan melalui konsep sedekah umat. Delapan panel surya jadi pemasok utama listrik masjid.

Inovasi terwujud melalui program Sedekah Energi yang diinisiasi Kolaborasi Umat Islam untuk Dampak Iklim (Muslims for Shared Actions on Climate Impact/MOSAIC). Panel surya berkapasitas total 4.280 Watt Peak (WP) di masjid tersebut berfungsi memenuhi kebutuhan listrik operasional hingga kegiatan lingkungan dan sosial warga.

Dewan Pengarah MOSAIC, Gatot Supangkat, mengapresiasi berbagai inisiatif lingkungan di Masjid Al Muharram, Dusun Brajan, Desa Tamantirto itu. Inovasi ini menunjukkan komitmen nyata ajaran Islam yang peduli terhadap pelestarian lingkungan.

“Di MOSAIC, kami mengajak organisasi Islam, media, hingga akademisi, dan lembaga nirlaba yang berfokus pada solusi permasalahan iklim dan inovasi untuk mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim,” katanya, Sabtu (15/7).

Melalui MOSAIC dan Sedekah Energi, Gatot berharap semakin banyak masjid yang terinspirasi untuk menerapkan inisiatif seperti Al Muharram. Sebelumnya proyek pemasangan panel surya juga dilakukan di sebuah masjid di Sembalun, Lombok, pada 28 Maret lalu.

“Dengan terwujudnya keterlibatan komunitas Islam dalam upaya kolaborasi seperti ini, kami percaya dampak negatif perubahan iklim di Indonesia dapat kita hadapi dengan lebih baik,” jelasnya.

Perwakilan MOSAIC, Rika Novayanti, menuturkan konsep bersedekah dalam pemanfaatan energi terbarukan ini menjadi solusi di tengah kebutuhan pemerintah akan denah dan anggaran program energi hijau.

“Upaya mengatasi perubahan iklim sampai saat ini belum memiliki peta jalan yang jelas dan lebih mengandalkan pendanaan dari negara-negara maju," ujarnya.

Dengan memberdayakan umat Islam lewat Sedekah Energi, menurut Rika, kebuntuan akan dana pembelian berbagai peralatan terpecahkan. Di awal pembuatan, kebutuhan anggaran inovasi ini memang besar. Namun jika melihat jangka waktu kebermanfaatan hingga 25 tahun, penggunaan panel surya lebih murah.

“Sedekah Energi lebih mudah, karena kita punya sumber daya masyarakat yang kekuatannya sangat besar. Dengan menawarkan apa yang bisa kita lakukan, masyarakat diajak berdaya ketika terlibat. Selama dua bulan terkumpul dana sekitar Rp85 juta,” lanjutnya.

Dalam program pemanfaatan energi surya ini, Rika mengatakan pihaknya telah memberi pelatihan kepada 30 orang. Melalui transfer pengetahuan ini, warga dapat mengambil peran dalam pemeliharaan mandiri, sehingga panel surya dapat berfungsi dengan baik hingga 25 tahun mendatang.

Koordinator Sedekah Energi, Elok Faiqotul Mutia, menjelaskan gerakan ini terwujud dari berbagai upaya kampanye digital dan crowdfunding. Sebanyak 5.538 orang ikut bersedekah hanya dalam waktu dua bulan di program energi ramah lingkungan ini.

“Besaran sedekah mulai dari Rp5 ribu sampai Rp1,5 juta. Ini menunjukkan antusiasme yang besar dari komunitas muslim untuk ikut berkontribusi mewujudkan energi terbarukan, khususnya melalui pemakmuran masjid,” jelasnya.

Konsep sedekah dalam program ini terjadi secara dua arah, yakni sedekah pengadaan teknis panel surya berikut peningkatan kapasitas masyarakat. Tak hanya itu, sedekah juga datang dari masyarakat sekitar untuk mengelola dan merawat sistem panel surya tersebut.

Ketua takmir Masjid Al Muharram, Ananto Isworo, menyebut keberadaan panel surya melengkapi komitmen masjid ini menjadi masjid percontohan berkonsep ramah lingkungan. Masjid ini pada 2013 silam menjadi pelopor program Sedekah Sampah di Bantul.

Listrik energi surya juga akan membantu penerangan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah PAUD, juga kegiatan sosial dan warga lainnya.

“Memiliki panel surya merupakan cita-cita kami sejak lama karena kami ingin mewujudkan eco-masjid secara menyeluruh setelah menerapkan konsepnya di berbagai aspek seperti arsitektur bangunan, sumur resapan, penghijauan, dan program sedekah sampah,” tambah Ananto.

Terpasang di sisi utara masjid, delapan panel surya masing-masing berkapasitas 535 WP. Energi yang terkumpul kemudian disalurkan lewat dua unit inverter ke dua unit baterai. Energi ini mampu memenuhi 100 persen kebutuhan listrik masjid yang menjadi pusat aktivitas ibadah dan sosial bagi lebih dari 600 jemaah ini.

549