
Jakarta, gatra.net - Lembaga survei Poltracking Indonesia mencatat nama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI Erick Thohir sebagai sosok calon wakil presiden (Cawapres) dengan elektabilitas tertinggi jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024 mendatang. Tingginya elektabilitas Erick itu tercermin melalui dua jenis simulasi, yakni simulasi 20 nama dan 10 nama cawapres.
"Elektabilitas bakal cawapres untuk 20 nama, yang tertinggi, yang pertama adalah Erick Thohir dengan angka 16,3 persen," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda ketika memaparkan hasil elektabilitas capres dengan simulasi 20 nama, dalam rilis temuan survei nasional "Pergeseran Peta Elektoral Capres, Cawapres, dan Partai Politik pada Tiga Survei Nasional Terbaru" yang digelar virtual, pada Jumat (28/4).
Angka itu terpaut tidak jauh dari elektabilitas Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dengan 14,8 persen, diikuti dengan angka elektabilitas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang bertengger di urutan ketiga dengan 12,2 persen.
Adapun, elektabilitas Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tercatat berada di urutan keempat dengan 7,2 persen, disusul Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD dengan 6,5 persen dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dengan 6,1 persen. Sementara itu, elektabilitas sejumlah nama lainnya tercatat berada di bawah 5 persen.
Di samping itu, Erick Thohir tercatat tetap memuncaki elektabilitas cawapres dalam simulasi 10 nama, dengan 17,1 persen. Sandiaga Uno pun konsisten mengekor elektabilitas Erick dengan angka 15,5 persen, disusul Ridwan Kamil dengan 13,5 persen.
Nama Mahfud MD pun naik ke urutan keempat dengan angka elektabilitas mencapai 7,8 persen, usai menyalip AHY dengan elektabilitas sebesar 7,7 persen. Adapun, Khofifah tercatat konsisten di urutan keenam dengan elektabilitas sebesar 6,8 persen.
Ada pula sederet nama lain, dengan angka elektabilitas di bawah 5 persen, seperti Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani dengan 3,5 persen, disusul Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan 3,1 persen, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebesar 3,0 persen, dan Mantan Panglima TNI Andika Perkasa dengan 2,5 persen.
"Cawapres menjadi variabel yang sangat menentukan dalam Pilpres 2024, karena dalam beberapa temuan survei, hanya terdapat tiga nama capres kuat dan kompetitif," kata Hanta, dalam rilis survei itu.
Adapun, hasil survei Poltracking Indonesia juga mencatat tiga nama yang menempati urutan teratas dalam bursa capres jelang Pemilu 2024. Ketiganya adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menempati urutan pertama, disusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, serta Mantan Gubernur DKI Jakarta di urutan ketiga.
Sebagai informasi, kecenderungan elektabilitas itu merupakan temuan dalam survei nasional Poltracking Indonesia yang bertajuk "Pergeseran Peta Elektoral Capres, Cawapres, dan Partai Politik pada Tiga Survei Nasional Terbaru". Survei itu dilaksanakan dengan metode wawancara langsung dengan sebanyak 1220 responden pada setiap periode survei di bulan Februari, Maret, dan April 2023, dengan margin of error sebesar 2,9 persen.
Pada bulan April 2023, survei itu dilakukan pada tanggal 9 - 15 April. Dengan kata lain, survei tersebut diadakan setelah adanya peristiwa pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, namun juga diadakan sebelum Ganjar Pranowo dideklarasikan sebagai capres usungan PDI Perjuangan pada Jumat (21/4) lalu.