
Jakarta, gatra.net- Namanya Komet C/2023 A3, masih hangat dan baru ditemukan. Kini dia meluncur mendekati matahari untuk pertama kalinya dalam 80.000 tahun. Cahayanya akan menerangi langit seterang bintang-bintang pada musim gugur 2024. Demikian Live Science, 07/03.
Komet, yang dikenal sebagai C/2023 A3 (Tsuchinshan-ATLAS), pertama kali dicatat oleh proyek teleskop Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) di Afrika Selatan pada 22 Februari, menurut Minor Planet Center. Para astronom di Observatorium Gunung Ungu di China juga menemukan komet itu secara independen pada 9 Januari, sehingga kedua observatorium tersebut disebutkan dalam nama lengkap komet tersebut.
Pengamat langit di seluruh dunia telah mengamatinya dalam gambar baru dan lama, dengan deteksi paling awal ditemukan pada gambar yang diambil oleh kamera bidang lebar pada teleskop di Observatorium Palomar di California pada 12 Desember 2022.
Saat ini, C/2023 A3 berada di antara Saturnus dan Jupiter, menurut EarthSky. Ia bergerak dengan kecepatan 180.610 mph (290.664 km/jam) dan kemungkinan akan melakukan pendekatan terdekat ke Bumi pada 13 Oktober 2024.
Para astronom memperkirakan bahwa komet mengorbit matahari hanya sekali setiap 80.660 tahun. Perjalanan keliling ini, komet akan melakukan pendekatan terdekatnya ke matahari – dikenal sebagai perihelion – pada 28 September 2024, menurut EarthSky.
Semua ini tentu saja bergantung pada komet yang tetap utuh. Komet adalah bola es, batu, dan debu yang terikat secara longgar, dan sering pecah saat mendekati matahari dan mulai memanas.
Jika komet itu benar-benar utuh, komet itu mungkin terlihat di teleskop amatir pada Juni 2024, menurut EarthSky, sebelum melewati antara Bumi dan matahari menuju perihelion. Pada perihelion, komet akan berada rendah di ufuk timur dan mungkin tidak terlihat oleh banyak pengamat di Bumi; saat berayun melewati Bumi dalam perjalanan keluarnya ke tata surya, ia akan tampak lebih tinggi di langit.
Pengamat langit mendapatkan pandangan terbaik mereka pada akhir Oktober, saat komet bergerak melalui Serpens Caput (bagian barat konstelasi Serpens) dan masuk ke konstelasi Ophiuchus di langit malam.
Seperti yang dilihat dari Bumi, komet itu mungkin seterang bintang paling terang di langit saat terbang melintas, menurut EarthSky. Ini lebih terang dari komet hijau C/2022 E3 yang baru saja melewati Bumi pada Januari. Komet itu memiliki kecerahan sekitar +4,6, terlihat dengan mata telanjang.
Komet baru mungkin memiliki kecerahan sebesar 0,7, berpotensi memuncak pada -5, mirip dengan Venus pada titik paling terangnya. (Semakin rendah angka berarti semakin cerah pada skala magnitudo bintang.) Kecerahan -5 bisa menghapus bintang-bintang redup di langit malam. Bandingkan kecerahan bulan purnama yang -12. Kecerahan -5 berarti hampir separoh kecerahan purnama.
Banyak yang belum diketahui tentang C/2023 A3, termasuk ukurannya. Tanpa data lebih lanjut, para astronom masih memperdebatkan peluang kelangsungan hidup komet. Dalam rantai pesan untuk para astronom, peneliti pascadoktoral Universitas Pennsylvania, Qicheng Zhang menyimpulkan situasinya.
Dia menyebut C/2023 A3 komet paling menjanjikan dalam beberapa tahun untuk memberikan pandangan mata telanjang, tetapi memperingatkan bahwa harapan ini dapat pupus. “Kelangsungan hidup C/2023 A3, meski menjanjikan, tidak dijamin pada saat ini,” tulis Zhang.