Home Ekonomi Laris Manis? Erick Thohir Sebut Eropa Juga Minat Investasi Baterai Kendaraan Listrik di RI

Laris Manis? Erick Thohir Sebut Eropa Juga Minat Investasi Baterai Kendaraan Listrik di RI

Jakarta, gatra.net - Minat investasi baterai kendaraan listrik di Indonesia diklaim laris-manis. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan tidak hanya Cina dan Korea yang berinvestasi untuk pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik RI, tetapi negara-negara di Eropa pun disebut juga berminat menanamkan modalnya.

"Negara-negara Eropa juga ke sini, seperti Jerman, Inggris bahkan Ford (Amerika Serikat)," ungkap Erick saat ditemui di The St. Regis Hotel Jakarta, Selasa (28/2).

Sejumlah perusahaan Eropa digadang-gadang bakal ikut menanamkan modalnya pada industri kendaraan listrik Indonesia. Dua perusahaan Jerman seperti BASF dan Volkswagen santer makin kuat dibicarakan terkait investasi kendaraan listrik di RI.

"Itu udah pernah dengar kok. Kita lihat saja mana yang serius. Karena yang namanya EV baterry sendiri kebutuhannya makin meningkat. Lihat saja kita bisa buktikan, kalau mau beli mobil listrik di Indonesia sekarang ngantrinya tahunan, bingung kita," tutur Erick.

Ia menyebut, saat ini Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia tengah bekerja keras menggiring calon investor masuk pada pengembangan industri baterai EV (Electric Vehicle). Sebagai negara nonblok, Erick mengatakan RI terbuka dengan investasi dari pelbagai negara.

Pasalnya, investasi asing dianggap sebagai kunci membuka banyak lapangan pekerjaan di masyarakat. "Kita bukan negara yang istilahnya terjebak di geopolitik yang tidak penting," ucapnya.

Seperti diketahui, untuk mendorong pertumbuhan penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri, dalam waktu dekat pemerintah sudah bulat akan memberikan insentif kendaraan listrik sebesar Rp7 juta untuk satu unit motor listrik.

Sementara untuk mobil listrik insentif diberikan melalui pemotongan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11% menjadi hanya 1%. Pemerintah disebut tengah memfinalisasi kebijakan insentif kendaraan listrik tersebut. Selain itu, insentif diprioritaskan untuk kendaraan listrik yang diproduksi di dalam negeri.

57