Home Regional Tahun Politik, Banser Bakal Perangi Politik Identitas

Tahun Politik, Banser Bakal Perangi Politik Identitas

Slawi, Gatra.com - Barisan Ansor Serbaguna (Banser) bakal memerangi politik identitas di pemilu 2024. Penggunaan politik identitas ditengarai akan marak dan bisa memecah belah bangsa.

Hal itu diungkapkan Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Tengah Sholahudin Aly usai memimpin upacara pelepasan Long March dan Pembaretan ribuan anggota baru Banser Kabupaten Tegal, Jawa Tengah di Gedung Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) setempat, Minggu (25/12).

"Kami bersama ketua umum kemarin di dalam Konbes (Konferensi Besar) sudah menegaskan, bahwa Ansor Banser punya sikap, kita tidak mau terjebak di dalam politik identitas. Politik identitas akan kami perangi. Ini garis nasional kita. Jadi di perhelatan politik 2024, kami akan instruksikan seluruh anggota Banser agar memerangi politik identitas yang ada," kata Sholahudin.

Menurut Gus Sholah, sapaan akrabnya, politik identitas sangat mungkin digunakan lagi di pemilu 2024. Bahkan, indikasinya sudah mulai marak terlihat kendati pemilu masih satu tahun lagi.

"Jadi saya sampaikan kepada seluruh anggota Banser dan Ansor kita harus sama-sama memerangi politik identitas, karena kalau mengandalkan politik identitas itu akan mencabik-cabik kebhinekaan. Padahal Indonesia ini berdiri di atas kebhinekaan, keragaman," tandasnya.

Selain memerangi politik identitas, Gus Sholah menambahkan, GP Ansor dengan Bansernya juga akan solid dalam satu barisan di tahun politik 2024. Sebagai organisasi pemuda dengan jumlah anggota mencapai tujuh juta orang, dia menyebut GP Ansor dan Banser akan mendapat banyak godaan politik.

"Ansor Banser harus satu barisan, berarti harus menunggu komando. Ujiannya di 2024. Godaannya pasti ada, banyak, karena Ansor Banser mungkin satu-satunya organisasi pemuda yang terstruktur, di semua level ada, sampai di desa-desa. Semua harus paham namanya garis komando, satu barisan," ujarnya.

Sementara itu, upacara Long March dan Pembaretan diikuti 3.221 anggota baru Banser dari 18 rayon yang sudah lulus Diklatsar. Setelah mengikuti upacara pelepasan, mereka melakukan long march dari Gedung PCNU ke kompleks makam tokoh pendiri Kabupaten Tegal, Ki Gede Sebayu di Desa Danawarih, Kecamatan Balapulang, atau menempuh jarak sekitar 45 kilometer.

Ketua Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Kabupaten Tegal Nur Fanani mengatakan, pembaretan anggota baru Banser merupakan program kerja tahunan GP Ansor.

"Pambaretan ini untuk memastikan mereka siap membentengi NU dan NKRI. Mereka juga harus siap terjun ke masyarakat, mengawal kegiatan NU dan Ansor di semua tingkatan," ujarnya.

Nur Fanani juga menegaskan, anggota Ansor dan Banser harus menyolidkan barisan saat memasuki tahun politik agar tidak mudah diadu domba dan dipecah belah.

"Ansor Banser adalah organisasi, bukan gerombolan. Selalu bergerak dalam satu barisan dan satu komando. Siapa saja tidak boleh memberikan komando, selain pengurus yang diberi wewenang dan disumpah oleh organisasi," tandasnya.

316