
Solo, gatra.net – Pemerintah telah mewanti-wanti masyarakat untuk lebih berhati-hati di tahun depan karena akan terjadi resesi ekonomi. Namun sektor bisnis perhotelan optimistis bisa berkembang pada 2023.
Hal ini disampaikan oleh pendiri dan CEO Azana Hotels and Resort, Dicky Sumarsono, Selasa (20/12). Menurutnya, sektor perhotelan akan tetap bisa berkembang tahun depan meski menghadapi resesi. Ada beberapa cara agar bisnis itu tetap bertahan bahkan berkembang.
”Memang resesi itu akan membuat lanskap bisnis di Indonesia bergerak sangat tinggi, radikal, dan volatile (tidak menentu). Namun hal ini bisa menjadi peluang yang luar biasa untuk dunia bisnis perhotelan,” katanya.
Sebab, menurut dia, iklim ekonomi di Indonesia lebih tangguh dan tidak mudah terpuruk. Untuk itu, pelaku usaha perhotelan perlu mengasah kreativitas dalam mengelola hotel.
”Kami berusaha membaca kebutuhan pasar dan mengamati perubahan yang terjadi. Sehingga kami memastikan produk dan layanan kami juga bisa lebih kompetitif,” katanya.
Apalagi saat ini ada beberapa pasar dengan perkembangan sangat pesat. Antara lain sektor nature, eco, wellness, and adventure (NEWA), pasar muslim, pasar milenial, digital nomad, dan pemerintah.
”Pasar ini perkembangannya pesat. Sehingga ketika memiliki hotel dengan konsep yang baik, maka akan laris manis. Saat ini yang paling diminati yakni glamping (glamourous camping) dan thematic budget hotel,” katanya.
Dalam empat bulan, Januari-April 2023, Azana akan membuka 10 hotel baru di berbagai kota di Indonesia, baik kota utama maupun kota kedua. Selanjutnya, Azana berencana membuka 8 hotel baru lagi di berbagai kota.
Hotel-hotel ini diharapkan bisa bersaing di pasar dan siap menghadapi tantangan resesi di depan mata. ”Totalnya ada 85 hotel dengan 5.000 kamar yang kami miliki,” katanya.