
Jakarta, gatra.net – Sepak bola Indonesia berduka. Sejarah paling kelam terjadi dalam laga Arema kontra Persebaya yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10) malam. Partai yang dimenangkan Bajul Ijo dengan skor 3-2 ini harus berakhir tragis.
Terjadi bentrokan ribuan suporter tuan rumah atau Aremania dengan aparat keamanan. Petugas membalas dengan tembakan gas air mata ke arah tribun. Suporter panik, dan kocar-kacir. Saling berdesak-desakan beberapa penonton terinjak-injak.
Akibat insiden tersebut harus banyak memakan korban. Dalam update terbaru kepolisian, total 153 orang tewas yang berasal dari Aremania (151) dan petugas kepolisian (2 orang).
Ketua Komite Disiplin (Komdis) PSSI, Irjen Pol (Purn) Erwin Tobing pun sangat menyesalkan kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, yang kemudian merembet di area di sekitar stadion.
‘’Setelah mendapat laporan dari PT Liga Indonesia Baru, kami segera menyidangkan kasus ini. Arema bisa jadi dalam sisa pertandingan kompetisi BRI Liga 1 musim ini tidak diperkenankan menjadi tuan rumah. Selain itu sanksi lainnya juga menanti,’’ kata Erwin seperti dikutip dari laman PSSI, Minggu (2/10).
Erwin belum bisa memastikan berapa total korban yang meninggal atau terluka dalam insiden ini. Namun, jika ada korban yang meninggal itu sudah menjadi ranah pidana dan akan ditindaklanjuti oleh kepolisian.
‘’Kita dukung aparat Kepolisian untuk menindaklanjuti insiden ini. Siapapun yang salah harus dihukum," tambahnya.
Baca juga: Bentrok Suporter di Kanjuruan Memakan Korban, PSSI Berduka, Liga 1 Dihentikan Sepekan
Erwin juga memastikan bersama dengan tim dari PSSI segera berangkat ke Malang untuk mengetahui kejadian sebenarnya. Itu dilakukan agar saat sidang Komdis nanti bisa memutuskan hukuman apa yang layak diberikan kepada Arema.