
Jakarta, gatra.net - Kemendikbudristek tengah merevitalisasi ekosistem kapal kayu tradisional. Hal ini menjadi bagian dari program revitalisasi jalur rempah yang digagas Ditjen Kebudayaan dan Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek.
Untuk urusan perakitan kembali kapal-kapal bersejarah, Kemendikbudristek juga menggandeng Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dan SMKN 3 Buduran. Masing-masing diberi kesempatan untuk membangun kapal bersejarah yang pernah membuat Indonesia jaya pada masanya. PPNS membangun Kapal Pencalang dan SMKN 3 Buduran membangun Kapal Ijon-Ijon.
Baca Juga: Video Animasi Jadi Strategi Tumbuhkan Budaya Literasi Anak
“Ini merupakan langkah awal kolaborasi yang melibatkan semua pihak untuk melestarikan kapal tradisional,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kiki Yuliati, dalam keterangannya, Senin (26/9).
Menurut Kiki, Pekerjaan membangun Kapal Pencalang dan Kapal Ijon-Ijon dengan pengetahuan adalah cara pengembangan ilmu. Kolaborasi pembangunan kapal-kapal tradisional ini juga dinilai selaras dengan pelestarian kebudayaan lokal.
“Nantinya, Kapal Pencalang PPNS dan Kapal Ijon-Ijon SMKN 3 Buduran ini bakal hadir pada acara puncak pertemuan negara-negara perekonomian besar dunia, yakni KTT G20 di Bali pada November mendatang,” jelas Kiki.
Baca Juga: Bertemu Sejumlah Negara G20, Menteri Nadiem Fokus Kolaborasi Bidang Kebudayaan
Sementara itu, Direktur PPNS, Eko Julianto, mengatakan Meski mengusung revitalisasi pembangunan kapal ikan tradisional, namun kapal dioperasikan secara modern.
“Tentu dengan tetap mengedepankan warisan budaya kita,” ujar Eko