
Jakarta, gatra.net - Timur Barat Research Center (TBRC) kembali melakukan survei tentang dinamika persepsi dan pilihan masyarakat terhadap parpol dan tokoh tokoh bakal Capres 2024 pasca tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Jelang 1,5 tahun menjelang Pemilu 2024 pun, sejumlah parpol sudah memulai melakukan penjajakan koalisi seperti Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri dari Golkar-PPP-PAN, lalu Gerindra–PKB dan sejumlah parpol baru sudah berancang-ancang meraih mimpi untuk turut serta dalam kontestasi untuk meraih kekuasaan.
Para politisi menunjukkan dinamika dengan berbagai pernyataan yang mengisyaratkan arah politiknya. Penjelasan para elit politik itu mulai memberi petunjuk tentang kotak-kotak koalisi yang mungkin terbentuk menjelang 2024 nanti.
Direktur Eksekutif TBRC, Johanes Romeo mengatakan, survei dilakukan dengan metodologi, teknik penetapan sampel dilakukan adalah probability sampling dengan cara Multi Stage Random Sampling dengan jumlah responden 2400 orang.
Teknik pengumpulan data survei dilakukan dengan wawancara melalui tatap muka dan sambungan telepon seluler dan Whatsapp Video Call secara langsung di 34 Ibu Kota Provinsi di Indonesia.
"Dimana ada sekitar 188,6 juta masyarakat, dari total keseluruhan 269,6 juta penduduk Indonesia sudah menggunakan ponsel pintar. Ini artinya, sekitar 70,1% penduduk Indonesia menjadikan ponsel sebagai sebuah perangkat primer," kata Johanes, dalam keterangannya, Minggu (4/9/2022).
Selanjutnya, dari hasil survei untuk sosok presiden yang diinginkan masyarakat, sebanyak 90,4% menginginkan sosok Presiden yang memiliki kemampuan mengelola perekonomian nasional dan memberikan dampak bagi peningkatan perekonomian keluarga masyarakat .
Sebanyak 70,9% menginginkan sosok presiden yang tidak bisa dikontrol oleh kebijakan negara asing dan oligarki nasional serta internasional, sebanyak 38,8% menginginkan sosok presiden yang tegas dan berwibawa, kemudian sebanyak 30,4% menginginkan sosok presiden yang dekat dengan rakyat dan merakyat.
Dari hasil survei sosok presiden yang diinginkan oleh masyarakat sebanyak 39,5% menginginkan tokoh dari kalangan Sipil dan sebanyak 37,7% dari kalangan militer dan selebihnya 22,8% tidak menjawab.
Dengan melakukan simulasi 4 pasang capres - cawapres dengan komposisi dari kalangan Militer-Militer dan Sipil-Sipil, dengan pertanyaan secara tertutup kepada 2400 responden jika pemilihan presiden digelar hari ini maka ada beberapa pasangan.
Seperti misalnya pasangan Airlangga Hartarto-Anies Baswedan (KIB) dipilih sebanyak 26,3%, Prabowo Subianto-AHY (Gerindra - Demokrat) dipilih sebanyak 23,6% ,Andika Perkasa-Tito Karnavian (Nasdem, PKS dan PKB) dipilih sebanyak 17,3% ,Ganjar Pranowo-Puan Maharani ( PDI Perjuangan) dipilih sebanyak 20,7%.
Dengan melakukan simulasi 4 pasang Capres-Cawapres dengan komposisi pasangan sipil militer menggunakan pertanyaan tertutup menggunakan kuesioner, kepada 2400 responden jika pemilihan presiden digelar hari ini maka pasangan Airlangga Hartarto-Moeldoko (KIB) dipilih sebanyak 27,7% kemudian Prabowo Subianto - Khofifah Indar Parawansa (Gerindra - PKB) dipilih sebanyak 22,3% dan Andika Perkasa - Puan Maharani jika diusung PDI Perjuangan memiliki tingkat keterpilihan 20,2%. Sedangkan pasangan Anies Baswedan - Gatot Nurmantyo jika diusung ( Nasdem, PKS, Demokrat ) dipilih sebanyak 16,7%.
"Di sisi lain, hasil survei di masyarakat, jika pemilu digelar hari ini dengan diberikan pertanyaan terbuka kepada 2400 responden, partai politik yang memiliki kursi di DPR RI yang akan dipilih maka Partai Golkar dipilih paling banyak yaitu dari 2400 responden sebanyak 15,6 % memilih partai Golkar," ungkapnya.
Kemudian, di urutan kedua PDI Perjuangan dipilih sebanyak 14,3%, dan di urutan ketiga, Gerindra 13,7%, PKS 7,9%, Demokrat 7,1%, PKB 4,4%, Nasdem 4,3 %, PAN 4,2% dan PPP 4,1% dan yang memilih parpol yang tidak memiliki kursi di DPR RI dan parpol baru yang baru saja mendaftar di KPU sebanyak 7,3% dan yang tidak menjawab sebanyak 17,1%.
Kemudian, kata dia, hasil survei di masyarakat jika pemilu digelar hari partai politik yang akan dipilih oleh masyarakat dengan diberikan pertanyaan tertutup menggunakan kuesioner pada 2400 responden, maka Partai Golkar di prediksi jadi juara di pemilu 2024 dimana Golkar memiliki tingkat keterpilihan yang melebihi hasil pemilu 2019, yaitu Golkar dipilih sebanyak 17,9%, Kemudian di urutan kedua PDI Perjuangan 15,4%, Gerindra 15,1% , PKS 8,1%, Demokrat 7,4%, PKB 4,7%, Nasdem 4,4%, PPP 4,3%, PAN 4,1% , Perindo 3,1 %, Prima 2,2% PSI 2,1% dan Partai lainnya dibawah 1% tingkat keterpilihannya.
Menyikapi soal hasil survei Timur Barat Research Center (TBRC), pengamat politik yang juga dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (UNPAD), Kunto Adi Wibowo, mengatakan bahwa jika survei TBRC itu sah-sah saja jika mengunggulkan Airlangga Hartarto, karena Ketua Umum Golkar itu memiliki peluang yang besar jika maju sebagai calon presiden (capres) 2024.
"Kalau hasil survei TBRC ya sah-sah saja kalau unggulkan Airlangga Hartarto sebagai capres terkuat di Pilpres 2024, karena dia memiliki peluang besar untuk menang," kata Kunto Adi Wibowo kepada wartawan, Minggu (4/8/2022).
Selain itu, kata Kunto, Airlangga juga telah memiliki kendaraan politik melalui partai Golkar dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) menjadikan Airlangga semakin besar peluangnya sebagai capres 2024
"Modal politik Pak Airlangga sudah ada melalui partai Golkar dan KIB, itu udah cukup untuk maju sebagai capres 2024," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Airlangga perlu menunjukkan kepada masyarakat sebagai sosok calon pengganti Jokowi di Pilpres 2024.
"Tak hanya itu, Airlangga juga sudah menunjukkan melalui kinerjanya sebagai Menko Perekonomian dalam membantu Jokowi terutama dalam pemulihan ekonomi nasional akibat dampak Covid-19," tuturnya.