
Karanganyar, gatra.net- Penanganan pemerintah terhadap bayi penderita jantung bocor asal Kecamatan Jumantono, Karanganyar mendapat kritikan dari Anggota DPRD Karanganyar, Endang Muryani. Menurut Endang, bentuk bantuan dan pendampingan dari pemerintah kurang tepat.
Hal itu disampaikan anggota DPRD Karanganyar dari Fraksi PDIP tersebut kepada wartawan usai mengunjungi bayi bernama Aira Cahya Mekarsari di rumah kontrakan Desa Sukosari Kecamatan Jumantono Karanganyar Jateng, Rabu (6/7).
Endang yang terpilih dari daerah pemilihan 3 (Jumantono, Jumapolo, Jatiyoso, Jatipuro) mengaku kaget kondisi Aira yang mengalami komplikasi sakit. Selain jantung bocor juga gizi buruk, tuna netra dan tuna rungu sebagian serta bibir sumbing dan kelainan pencernaan.
Berdasarkan obrolan dengan orangtua Aira, ternyata mereka tidak masuk kepesertaan program keluarga harapan (PKH) meskipun tergolong melarat. Jaminan kesehatan KIS juga tidak mengkaver pengobatan kelainan jantungnya. Sejauh ini, penanganan dari dinas terkait belum menyentuh problem inti, yakni pembiayaan alat bantu pendengaran serta operasi jantung.
“Saya kaget. Kondisi Aira ternyata sudah diketahui dinas kesehatan sejak 2021. Tapi sampai sekarang belum penanganan berarti. Keluarga sampai kebingungan. Saya salut karena mereka tetap memperjuangkan kesehatan anaknya,” katanya.
Usai nestapa Aira diwartakan, dinas terkait lebih menyeriusinya. Bahkan bantuan mengalir ke keluarga Aira. Hanya saja itu bersifat parsial seperti popok bayi, sembako, susu formula dan sekadar santunan. Padahal Aira membutuhkan kepastian pengobatan secara kontinyu sampai sembuh.
Tak berapa lama usai mengunjungi Aira, Endang mendapat klarifikasi dari dinas sosial dan dinas kesehatan. Dinas terkait berdalih sudah melakukan upaya sesuai tugas pokok dan fungsinya. “Harusnya Pemkab lebih peka. Bukan hanya sekadar kerja sesuai tupoksi. Tapi lihat apa yang sebenarnya dibutuhkan masyarakat,” katanya.
Endang menemukan satu kasus serupa di Kecamatan Jumapolo. Bayi penderita jantung bocor akhirnya disokong pengobatannya oleh sukarelawan dari karang taguna yang membuka open donasi. “Karang taruna sampai usaha sendiri. Terkumpul uang puluhan juta rupiah. Tidak perlu harus menunggu reaksi pemerintah,” katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupayen (DKK) Karanganyar Purwati mengatakan Aira mengalami kelainan konggenitan kompleks yang dipicu chromosom abnormal. Puskesmas dan dinas kesehatan tidak bisa memberikan makanan tambahan karena Aira hanya bisa makan bentuk cair khusus resep dokter RS Dr Moewardi. Ia menyebut lima bayi di Karanganyar berkondisi gizi buruk. “Semuanya dipicu penyakit penyerta,” katanya.