
Sleman, gatra.net – Bertepatan dengan peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang dipusatkan di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (29/6), Kepala Staf TNI AD (Kasad) Jenderal Dudung Abdurachman ditetapkan sebagai Bapak Asuh Anak Stunting oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Dipusatkan di Balai Desa Pondokrejo, Kecamatan Tempel, pengukuhan Dudung sebagai Bapak Asuh Stunting ini menurut Kepala BKKBN Hasto Wardoyo didasarkan pada keberhasilan jajaran TNI AD dalam membantu perekonomian dan pemberdayaan masyarakat.
“Hari ini angka stunting kita, secara nasional masih berada di angka 24,4 persen. Jauh dari target yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo sebesar 14 persen. Memerlukan kerja keras dan kerjasama dari semua pihak karena dari 4,8 juta angka ibu hamil dan melahirkan, sebanyak 1,8 juta berpotensi melahirkan bayi stunting,” kata Hasto.
Selain karena faktor tak langsung seperti ketersediaan air bersih, lingkungan yang kotor, dan tidak tersedianya MCK yang memadai, kemunculan stunting juga disebabkan oleh rendahnya kesadaran orang tua dan keluarga muda dalam menjaga kesehatan.
Hasto mengatakan saat ini hampir sebanyak 36 persen remaja putri yang siap menikah mengalami anemia dan angka ini meningkat menjadi 48 persen ketika mereka hamil. Dari total angka terakhir, sebanyak 22 persen angka kelahiran berpotensi menghadirkan bayi stunting yang panjangnya kurang dari 48 centimeter.
“Kami mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh jajaran TNI AD atas inisiatif Kasad yang meminta seluruh prajurit di daerah turun langsung ke masyarakat untuk membantu menyelesaikan permasalahan, baik lingkungan maupun ekonomi. Ini merupakan langkah awal menuju target penurunan stunting,” kata Hasto.
Jenderal Dudung sendiri dalam paparannya menyebut sesuai instruksi Presiden, pasca-hantaman pandemi pihaknya diminta untuk turun ke masyarakat dan tanggap menyelesaikan permasalahan sekecil apapun beserta solusinya.
“Beberapa program yang dilakukan jajaran berdampak signifikan pada pertumbuhan dan pemulihan. Salah satunya adalah menanam tanaman yang produktif seperti jagung, padi, dan sebagainya untuk kemudian diberikan ke masyarakat,” katanya.
Dudung meyakini, salah satu akar masalah tingginya angka stunting ini karena masalah ekonomi. Sehingga keberadaan TNI AD sampai pelosok mampu menghadirkan mata pencarian yang sempat hilang.
Sebagai Bapak Asuh Anak Stunting, Dudung mengakui tugas ini punya konsekuensi sangat berat. Dirinya akan meminta jajarannya untuk langsung mengecek dan mendata jumlah anak-anak yang mengalami stunting.
Data dan angka ini akan dikomunikasikan dengan BKKBN dan Kementerian Sosial untuk dipadukan dengan berbagai program lintas lembaga maupun kementerian.
“Saya juga perintahkan kepada seluruh Pangdam, Dandim, Danramil, dan Babinsa untuk mengambil peran Bapak Asuh Anak Stunting di daerahnya. Upaya ini guna memenuhi target penurunan angka stunting nasional di angka 14 persen,” katanya.