

Siak, gatra.net - Geliat aktivitas ekspor cangkang di Pelabuhan Tanjung Buton Kabupaten Siak terus digaungkan pemerintah daerah setempat.
Bahkan, November tahun lalu pelepasan ekspor 10.600 ton cangkang sawit dari Tanjung Buton ke Jepang dilakukan langsung oleh Bupati Siak, Alfedri. Ekspor cangkang waktu itu dilakukan perdana oleh PT Energi Karisma Yuda.
Namun, dari sekian banyak Stockpile perusahaan cangkang yang berdiri di Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB), baru sekitar dua perusahaan yang telah mengantongi izin.
"Yang punya izin itu, satu perusahaan yang berada dalam kawasan pelabuhan, satunya lagi di luar kawasan pelabuhan namun berada dalam kawasan KITB," kata Analis Kebijakan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Kabutapen Siak, Teguh Santoso dikonfirmasi gatra.net, Selasa (25/1).
Teguh mengaku tidak mengetahui persis berapa jumlah perusahaan cangkang yang berdiri di dalam kawasan pelabuhan maupun di luar kawasan.
"Kurang tahu juga. Tapi yang perusahaan dalam kawasan pelabuhan, PT Prima. Sementara di luar pelabuhan PT Zapin anak perusahaan BSP. Itu yang sudah mengurus izin," ujarnya.
Mestinya kata Teguh, perusahaan cangkang yang berdiri di sana mengurus izin baik ke Online Single Submission (OSS), Izin Mendirikan Bangunan (IMB) maupun izin gudang operasional.
"Kalau OSS itu, mungkin langsung diurus perusahaan via online ke Kementerian Investasi (Kemenves). Tapi seyogyanya harus tetap melapor ke kita. Kalau izin ekspor, itu langsung ke pusat. Tak ada wewenang kita soal izin ekspor impor," ungkapnya.