1.png)
Moskow, gatra.net - Rusia kembali menegaskan permintaannya agar NATO tidak melakukan ekspansi ke wilayah ke timur, meskipun permintaan tersebut tak digubris oleh aliansi militer tersebut, di tengah penumpukan pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov menggambarkan tuntutan Moskow agar NATO tidak akan memperluas atau mengerahkan pasukan ke Ukraina dan negara-negara bekas Soviet lainnya, sebagai hal yang penting untuk kemajuan upaya diplomatik guna meredakan ketegangan di kawasan tersebut.
Lavrov menilai penempatan pasukan dan persenjataan NATO di dekat perbatasan Rusia, akan menimbulkan tantangan keamanan yang harus segera diatasi Kremlin.
"Kami sudah kehabisan kesabaran," ujar Lavrov pada konferensi pers, dikutip aljazeera, Jumat (14/01).
“Barat telah didorong oleh keangkuhan dan telah memperburuk ketegangan yang melanggar kewajiban dan akal sehatnya,” tambahnya.
Lavrov mengatakan Rusia mengharapkan Washington dan NATO segera memberikan tanggapan tertulis atas tuntutannya pada pekan depan.
Di tengah ketegangan, Ukraina mengalami serangan siber besar-besaran pada hari ini. Serangan siber tersebut menyasar ke sejumlah situs lembaga pemerintahan.
Pada pekan ini telah dijadwalkan akan digelar negosiasi terkait isu Ukraina yang berlangsung Jenewa dan pertemuan NATO-Rusia di Brussel.
Sebelumnya, Rusia telah membantah memiliki rencana untuk menyerang tetangganya, Ukraina. Kendati, Rusia memperingatkan Barat bahwa ekspansi NATO ke Ukraina dan negara-negara bekas Soviet lainnya, merupakan "garis merah" yang tidak boleh dilanggar.
Washington dan sekutunya telah dengan tegas menolak permintaan Moskow terkait jaminan keamanan yang menghalangi ekspansi NATO, namun Rusia dan Barat setuju membiarkan pintu terbuka untuk kemungkinan pembicaraan lebih lanjut, tentang pengendalian senjata dan langkah-langkah membangun kepercayaan yang dimaksudkan untuk mengurangi potensi permusuhan.
Negosiasi berlangsung saat sekitar 100.000 tentara Rusia dengan tank dan senjata berat lainnya berkumpul di dekat perbatasan timur Ukraina.
Amerika Serikat dan sekutunya mendesak Rusia untuk mengurangi eskalasi dengan menarik pasukan kembali ke pangkalan permanen mereka, namun Moskow telah menolak permintaan tersebut, dengan mengatakan bahwa pihaknya bebas untuk mengerahkan pasukan selama itu masih di wilayah kedaulatannya.