
Bandung, gatra.net– Start-up agritech Indonesia, eFishery mengumumkan pendanaan seri C senilai US$90 Juta. Ini merupakan pendanaan terbesar di dunia yang diperoleh perusahaan rintisan di bidang teknologi akuakultur.
Putaran pendanaan ini dipimpin oleh Temasek, SoftBank Vision Fund 2, dan Sequoia Capital India, dengan partisipasi dari investor lainnya yaitu the Northstar Group, Go-Ventures, Aqua-Spark, dan Wavemaker Partners.
“Pendanaan baru ini akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan, ekspansi regional dan mencapai target kami untuk menjadi perusahaan teknologi akuakultur terdepan. Kami sangat senang dapat bermitra dengan Temasek, SoftBank Vision Fund 2 dan Sequoia Capital India, yang kami yakini dapat menambah nilai signifikan pada platform kami,” Co-founder dan CEO eFishery, Gibran Huzaifah dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/1).
Pendanaan ini akan digunakan untuk meningkatkan platform dan layanan serta memperkuat produk digital eFishery dan menjadikannya “koperasi” digital terbesar bagi pembudidaya
ikan dan udang. eFishery juga bertujuan untuk berekspansi secara regional dengan menargetkan 10 negara teratas dalam produksi akuakultur, seperti India dan Cina.
eFishery juga akan menginvestasikan pendanaan seri C ini untuk menumbuhkan tim, memperkuat produk dan operasional bisnisnya di Indonesia, dan berekspansi ke pasar regional. Melalui solusinya yang berbasis teknologi, eFishery memodernisasi teknik budidaya sehingga hasil budidaya menjadi lebih baik.
“Pendanaan kali ini akan kami gunakan untuk merekrut tim secara agresif, khususnya talenta di bidang engineering dan pengembangan produk. Kami menargetkan untuk
merekrut 1.000 karyawan baru tahun ini, tidak hanya untuk menciptakan dampak di industri akuakultur Indonesia, namun untuk skala yang lebih besar, untuk menaklukkan pasokan
akuakultur global,” Gibran menjelaskan.
Tidak hanya itu, eFishery juga berambisi untuk mengakuisisi 1 juta pembudidaya dalam waktu 3-5 tahun ke depan. “Di tahun 2050, akan ada 10 miliar orang yang harus diberi makan, dan kami siap untuk mempersiapkan sektor ini untuk dapat memberi makan dunia,” ungkap Gibran.
Menurut Investment Director dari SoftBank Investment Advisers, Anna Lo, Indonesia merupakan salah satu penghasil ikan terbesar di dunia dan sektor akuakulturnya memegang peranan penting dalam memproduksi pangan di dunia
“eFishery mempelopori adopsi teknologi untuk pembudidaya ikan dan udang lokal dengan platform end-to-end yang lengkap, yang mendukung mereka untuk meningkatkan produktivitas di seluruh rantai pasok," katanya.
Mulai dari teknologi, pasokan pakan, produksi budidaya, hingga penjualan produk segar hasil panen. "Kami senang dapat bermitra dengan eFishery dan mendukung mereka untuk menyediakan produk pangan hasil perikanan yang andal dan berkelanjutan ke Indonesia dan wilayah lainnya," jelas Ana.
Sejak didirikan tahun 2013, ribuan smart feeders telah digunakan dan melayani lebih dari 30.000 pembudidaya dari 24 provinsi di Indonesia. Di puncak pandemi, eFishery
meningkatkan jaringannya sepuluh kali lipat sejak Desember 2020, dan memperkuat adopsi layanan penjualan pakan serta ikan hasil budidaya.
“Dengan pasar sebesar US$20 miliar serta rantai pasok yang kompleks dan terfragmentasi, akuakultur menjadi salah satu peluang terbesar dan paling menarik di Indonesia. Hal itu yang menjadikan kerjasama dengan eFishery, sebagai pemimpin pasar di sektor ini, menjadi menarik,” ungkap VP Sequoia India, Aakash Kapoor.
VP Sequoia India, Johan Surani menambahkan bahwa eFishery menawarkan berbagai produk, mulai dari teknologi seperti alat pemberi pakan, pengadaan pakan, hingga penjualan hasil panen. Seluruh elemen tersebut, dikombinasikan dengan akses terhadap pembiayaan, menjadikan model bisnis eFishery komprehensif dan strategis untuk melayani pasar ini.
"Tim Sequoia Capital India terkesan dengan pertumbuhan
dan fundamental bisnis yang kuat dan bersemangat dengan prospek masa depan eFishery,” ujar Johan.