Home Ekonomi Gas LPG Nonsubsidi Naik, Masyarakat Kecil Menjerit

Gas LPG Nonsubsidi Naik, Masyarakat Kecil Menjerit

Pati, gatra.net - Pemerintah secara resmi menaikkan harga gas LPG non subsidi. Kebijakan ini menuai beragam keluhan masyarakat kecil di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, terlebih pandemi Covid-19 masih mengombang-ambingkan ekonomi. 
 
Pasalnya, gas LPG 12 kilogram naik sekitar Rp25.500 pertabung menjadi Rp163.500. Sementara gas LPG 5,5 kilogram naik Rp11.000 menjadi Rp76.000.
 
Penjual soto, Adi Astuti, mengaku keberatan dengan naiknya harga gas LPG non subsidi yang sangat tinggi. Mengingat setiap bulannya, ia menghabiskan  puluhan tabung gas LPG non subsidi di warungnya. 
 
"Untung jualan soto dan nasi saja sudah sangat pas-pasan. Apalagi ini gas juga naiknya sangat tinggi. Enggak ada sosialiasi pula. Dulu diminta beralih dari minyak tanah ke gas, lah sekarang gas naiknya parah banget," ujarnya, Rabu (29/12).
 
Ia berharap naiknya harga gas LPG kembali dikaji. Terlebih saat ini, pagebluk belum sirna dari tanah air yang menyebabkan lesunya daya beli masyarakat. 
 
"Bayangkan, ini kita masih tertatih habis disikat pandemi. Ini mulai bangkit apa-apa naik, ketambahan gas LPG naik sangat tinggi. Kalau pakai gas subsidi jelas sangat kurang untuk keperluan jualan gini, makanya saya pakai yan non subsidi, eh ini malah naik," keluhnya.
 
Dalam pandangan yang sama, Muryati seorang ibu rumah tangga menyayangkan meroketnya harga gas LPG non subsidi. Ia menyebut Rp25.500 dan Rp11.000, sangat berarti di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
 
"Jelas keberatan lah, harusnya dikaji lagi, kan masih pandemi gini. Minyak, telur pada naik. Ini gas non subsidi ikutan naik," tuturnya. 
1280