Home Hukum Mengulik Teka-teki Tudingan Sertifikat Vaksin Bodong Labusel

Mengulik Teka-teki Tudingan Sertifikat Vaksin Bodong Labusel

Labuhanbatu, gatra.net - Beberapa hari lalu akun Facebook Sawal Pane mengunggah di group KOMTAS NgoPi Labusel terkait dugaan jual beli sertifikat vaksinasi bodong oleh oknum bidan yang bertugas di Puskesmas Ulumahuam, Kabupaten Labusel, Sumatera Utara, akhirnya bikin heboh.
 
Bagaimana tidak, dalam unggahan tersebut dituliskan bahwa oknum bidan mematok harga untuk sebuah sertifikat vaksinasi walaupun orangnya tidak disuntik dengan angka Rp300 ribu hingga Rp1 juta.
 
Belakangan, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) mengambil sikap dengan memintai keterangan kepada Dian Novita Pohan, petugas di Puskesmas Ulumahuam, Kecamatan Silangkitang selaku bidan yang dituding.
 
Kepala Dinkes Labusel, H Donny Irwansyah Dalimunthe menjawab gatra.net, Jumat (24/12/2021) menjelaskan, telah ada berita acara permintaan keterangan terhadap Dian Novita Pohan pada Rabu tanggal 22 Desember 2021, sekitar pukul 11.00 WIB.
 
Keterangan tertulis di atas materai itupun, disaksikan oleh Kepala Puskesmas Ulumahuam Naita Siregar dan Kasubbag Umum dan Kepegawaian Dewi Syahriani Harahap.
 
Dalam permintaan keterangan tersebut, diajukan 7 pertanyaan kepada Dian Novita Pohan. Dalam surat yang juga ditandatangani Kadiskes Labusel tersebut, Dian membantah telah menjual sertifikat vaksinasi bodong.
 
Menurut Dian, seperti dalam berita acara, dia menduga terdapat unsur kesengajaan untuk memfitnah dirinya. 
 
Hal itu disinyalirnya dilatar elakangi hutang piutang dengan seseorang yang memang telah selesai. Namun, belakangan oknum tersebut mengakui bahwa Dian belum melunasinya.
 
Dia mencurigai seseorang berkaitan dengan fitnah itu, bahkan mengancam dirinya dengan menyebutkan 'jangan kau main-main sama ku ya, nanti entah apa-apa kubilang sama Sawal Pane mengenai berita-berita kamu'. 
 
Selain itu, Dian juga menerima perkataan lainnya, seperti 'aku kenalnya sama Sawal Pane itu, kubilang sama dia nanti'. Lebih jauh, Dian menegaskan bukan termasuk dalam tim vaksinator.
 
"Dalam keterangan tertulis itu, Dian meyakini dirinya telah difitnah. Dia juga bersedia jika dilakukan kroscek terhadapnya," tambah Kadiskes Donny.
 
Ditanya apa sikap pihaknya ke depan pasca beredarnya unggahan tersebut, Donny sendiri masih menunggu petunjuk lainnya. "Konsultasi dulu dengan pimpinan terkait langkah selanjutnya," jawabnya.
 
Sebelumnya, akun Facebook Sawal Pane telah mengunggah hasil screenshot percakapan via WhatsApp disinyalir antara dirinya dengan seseorang, kutipannya yakni 'slamat malam pak, ini ada berita pak tenaga medis yang bernama (sensor) menawarkan vaksin tetapi tidak di vaksin, maharnya 300 ribu, bahkan ada yang kapepet karena perlukali satu juta mohon di muat pak di Puskesmas ulu mahuam'.
 
Selanjutnya, 'berita ini ada di WA saya dia minta berapa orang yg mau vaksin biar di kondisikan nya', lalu 'Mana?', lalu 'Ok bentar saya kirim', lalu 'Ada bukti kuat', lalu 'Di wa. Ada pak dia kirim ke Wa saya', lalu 'Mana bukti WA nya?'.
 
Selanjutnya, sejumlah pesan dikirim secara berturut-turut.  Sepertinya pesan itu merupakan pesan yang diteruskan. Isinya, 'Bu ada ini paksin tembak mahar nya 300/kepala cuma ngasi kabar ama ibu aja', lalu 'kok mau ibuk brp orh', lalu 'org', lalu 'Biar dikondisikan', lalu 'Ada lagi kemarin Kern butuh x dibayrnya sejuta'.
 
 
 
584