
Jakarta, gatra.net – PT Pos Indonesia (Persero) tengah melakukan transformasi pada tujuh bidang kerja. Upaya ini dilakukan guna menghadapi tantangan era digital dan merespons permintaan yang ada di pasar.
Direktur Kelembagaan Pos Indonesia, Nezar Patria, mengatakan bahwa transformasi tersebut meliputi bidang bisnis, proses layanan, serta produk dan saluran. Kemudian, transformasi teknologi, sumber daya manusia (SDM), organisasi, dan kultur perseroan.
Beberapa transformasi yang dilakukan Pos Indonesia merupakan reorientasi strategis untuk menjawab ekosistem yang berubah. Sedangkan sebagian transformasi lainnya adalah kelanjutan dan penajaman dari program-program sebelumnya.
Setiap bidang transformasi memiliki tagline dan indikator kinerja utama (KPI). Misalnya, transformasi bisnis punya tagline Loser -> Winner. Nezar mengakui bahwa Pos Indonesia agak kalah di pasar, sehingga mesti berjuang agar bisa merebut kembali pasar kurir.
“Memang persaingannya cukup ketat dan mengharuskan kami untuk mengambil satu value proposition yang lebih baik supaya dapat makin kompetitif,” jelasnya, Senin (20/12). Pada transformasi bisnis, KPI yang dipakai yaitu meningkatkan pangsa pasar bisnis kurir, keuangan, dan logistik.
Kemudian, Pos Indonesia juga melakukan transformasi produk dan saluran, dari loket fisik menuju digital. Hal itu berupa peluncuran platform PosAja! untuk pelayanan kurir serta aplikasi Pospay untuk layanan keuangan.
Adapun dalam transformasi proses, Pos Indonesia melakukan transisi layanan manual ke otomasi. Perusahaan pelat merah ini mengubah pola operasi dengan memanfaatkan platform digital untuk mempermudah proses operasional.
“Selain itu, kami melakukan transformasi teknologi, dari yang sifatnya machine menjadi services. Kami ingin meningkatkan kelincahan, ketersediaan, keandalan, dan beberapa fitur teknologi yang cukup mantap agar bisa kompetitif,” imbuhnya.
Nezar menambahkan, pihaknya juga berupaya melakukan transformasi SDM. Sehingga, para karyawan Pos Indonesia dapat menjadi human capital bagi perseroan. Upaya ini dilakukan melalui pembuatan talent pool dengan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas karyawan.
“Pada transformasi organisasi, kami lakukan secara cukup fundamental. Kami membuat organisasi lebih ramping dengan mengubah sebelas kantor regional menjadi enam, lalu juga mengubah struktur dari KCU [kantor cabang utama] sampai KC supaya lebih adaptif dengan perkembangan terkini,” ungkapnya.
Terakhir, transformasi kultur dengan tagline Behavior -> Character. Pada transformasi kultur, KPI yang digunakan adalah memperkuat soliditas dan tim terpercaya. Sejumlah transformasi tersebut diharapkan mengantarkan Pos Indonesia makin kompetitif di pasar.