
Bantul, gatra.net - Polres Bantul terpaksa melakukan proses hukum atas laporan ibu bernama Pariyem terhadap anak kandungnya karena terus-menerus menjual perabotan rumah. Si anak, DRS (24),mengaku menjual barang-barang tersebut untuk membelikan pacarnya hadiah.
Kapolres Bantul AKBP Ihsan mengatakan kasus ini bermula dari permintaan konsultasi Pariyem, warga Kecamatan Pundong, terkait kelakuan anaknya.
"Awalnya kita meminta ini diselesaikan baik-baik karena memang masih ada hubungan keluarga. Sebab jika kasus ini dinaikkan ke proses hukum maka kami melakukan penahanan," kata Kapolres, Rabu (24/11).
Namun karena tidak ada perubahan perilaku anaknya yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online, pada Senin (22/11), Pariyem melaporkan DRS ke aparat hukum yang kemudian melakukan penangkapan.
"Ibunya terpaksa melapor ke kami agar DRS ini jera. Proses hukum kami lanjutkan berdasarkan dua alat bukti dan pengakuan pelaku," lanjut Kapolres.
Dari pendataan, secara bertahap sejak 14 Oktober sampai pertengahan November DRS menjual 12 perabot rumah tangga yang total nilainya Rp36 juta. Terakhir, dia berniat menjual genteng rumah namun belum kesampaian.
Kapolres mengatakan, karena delik aduan, pihaknya masih membuka proses mediasi. Jika pelapor berencana mencabut laporan, maka proses ini akan dihentikan segera.
Adapun DRS mengaku uang hasil penjualan sebagian besar digunakan untuk membelikan hadiah untuk pacarnya yang tinggal di Ngawi dan kebutuhan sehari-hari. Pasalnya pendapatan dari ojek online senilai Rp50 ribu- Rp100 ribu per hari tidak mencukupi.
"Saya ketemu dia sebulan yang lalu saat mengantarnya sebagai penumpang di Terminal Giwangan. Sejak saat itu saya sering berhubungan dan kirim hadiah termasuk kebutuhan untuk makannya. Saya cinta sama dia," kata DRS.
Dirinya mengaku, jika tidak ditangkap, kemungkinan dia akan menjual lagi perabotan milik ibunya yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga. Dia berencana menjual pintu, setelah genteng terjual.
"Tapi setelah merenung di sel saya menyesal lahir batin. Sudah minta maaf ke ibu saya. Yang jelas, karena sudah begini, ya berani berbuat harus berani bertanggung jawab," imbuh DRS.