
Glasgow, gatra.net – Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang penting untuk mencegah dampak paling buruk dari perubahan iklim dimulai pada Senin, 1 November 2021, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Dunia Conference of the Parties ke-26 (COP26) di Glasgow, Skotlandia. Tugasnya akan menjadi lebih menakutkan oleh kegagalan negara-negara industri besar untuk menyetujui komitmen baru yang ambisius.
Kantor berita Reuters melaporkan pada Senin (1/11), KTT COP26 tersebut dibuka sehari setelah G20 dianggap gagal untuk berkomitmen terhadap target 2050 mendatang guna mencapai emisi nol karbon bersih. Hal ini merupakan batas waktu yang secara luas disebut-sebut diperlukan untuk mencegah pemanasan global yang paling ekstrem.
Pembicaraan mereka di Roma, Italia, hanya mengakui "relevansi utama" dari penghentian emisi bersih "pada atau sekitar pertengahan abad", tidak menetapkan jadwal untuk menghapuskan batubara di dalam negeri secara bertahap dan menyurutkan janji guna mengurangi emisi metana dan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) berkali-kali agar lebih kuat daripada karbon dioksida (CO2).
"Umat manusia telah lama kehabisan waktu untuk perubahan iklim. Ini hanya satu menit hingga tengah malam pada jam kiamat itu dan kita perlu bertindak sekarang," kata Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, ketika upacara pembukaan.
"Jika kita tidak serius tentang perubahan iklim hari ini, akan terlambat bagi anak-anak kita untuk melakukannya besok," imbuhnya.
Saat Johnson berbicara, aktivis Swedia Greta Thunberg me-retweet seruan bagi jutaan pendukungnya untuk menandatangani surat terbuka yang menuduh para pemimpin tersebut sebagai pengkhianatan. "Ini bukan latihan. Ini kode merah untuk Bumi," bunyinya.
"Jutaan orang akan menderita saat planet kita hancur. Masa depan yang mengerikan yang akan diciptakan, atau dihindari, oleh keputusan yang Anda buat. Anda memiliki kekuatan untuk memutuskan," lanjutnya.