Home Politik Habib Umar Al Muthohar : Santri Harus Teguh dan Siap Jaga NKRI

Habib Umar Al Muthohar : Santri Harus Teguh dan Siap Jaga NKRI

Semarang, gatra.net - Habib Umar Al Muthohar meminta para santri berpegang teguh pada kesantriannya serta harus siap menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kiai penjaga keimanan, polisi penjaga keamanan. Kalau santri tetap berpegang teguh pada kesantriannya, kloplah kondisi masyarakat. Apalagi santri selalu siap berada di posisi mana pun. Pasti NKRI aman, tenteram, dan terkendali," katanya pada acara istighosah Hari Santri Nasional 2021 di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang, Jumat (22/10).

Pengasuh Pondok Pesantren Al Madinah Cepoko, Gunungpati, Semarang ini lebih lanjut menyatakan, para santri agar senantiasa membangun relasi dengan para kiai atau ulama dalam kondisi apa pun.

Tidak hanya membangun relasi sesaat untuk suatu kepentingan tertentu saja. Selain itu, santri agar mematahui arahan dan menjalankan bimbingan para kiai atau ulama.

“Disebut santri kalau mereka selalu membangun relasi dengan kiai atau dalam kondisi apa pun, bukan sesaat untuk kepentingan tertentu,” ujar Habib Umar.

Menurutnya, banyak kejadian yang berkaitan dengan kepentingan termasuk terutama kepentingan politik, sehingga setelah kepentingannya tercapai melenggang tak menghiraukan lagi rajutan silaturrohim yang dibangun dengan kiai atau ulama.

Bila santri selalu mendengarkan arahan dan bimbingan para kiai, maka hidupnya lebih terarah dan tidak mudah diombang-ambingkan keadaan duniawi.

“Dengan mendengarkan arahan dan bimbingan kiai, maka santri setelah sukses dalam kehidupan sosialnya, baik sebagai pengusaha atau pejabat, tetap akan membangun relasi dengan kiai,” ujarnya.

Habib Umar menambahkan, ada empat pilar kehidupan sosial sebagaimana disampaikan Ali bin Abu Tolib yakni, pertama, orang alim yang mau mengamalkan dan membagikan ilmunya kepada orang lain.

Kedua, orang yang mau selalu belajar atau mengkaji sesuatu yang belum ia pahami. Ketiga, orang yang mau menasarufkan hartanya untuk kemaslahatan ummat. Keempat, orang faqir yang tetap kuat imannya.

“Dengan berada di salah satu pilar itu saja, konstribusi seseorang sudah cukup besar dalam rangka ikut menata keamanan dan kenyamanan sosial masyarakat,” katanya.


 

3988