Semarang, gatra.net - Panitia khusus (Pansus) Penanggulangan Covid-19 DPRD Jawa Tengah mempertanyakan kebijakan pembelian sebanyak enam unit isotank senilai Rp7,65 miliar. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah pada pertengah Agustus 2021 membeli sebanyak enam unit isotank untuk mengangkut oksigen dari Singapura.

Ketua Pansus Penanggulangan Covid-19 DPRD Jawa Tengah (Jateng), Abang Baginda Muhammad Mahfuz Hasibuan menyatakan, pembelian enam isotank tidak bermanfaat, karena kasus Covid-19 sudah menurun dan tidak terjadi kelangkaan oksigen lagi.

Padahal pembelian enam isotank masing-masing berkapasitas 20 ton itu untuk membantu mengatasi kelangkaan oksigen yang terjadi di sejumlah rumah sakit di Jawa tengah (Jateng) beberapa waktu lalu.

“Sebanyak enam unit isotank dibeli dari Singapura menggunakan dana CSR (Corporate Social Responsibility). Empat unit isotank sudah sampai di Jateng, yang dua belum datang. Masalahnya sekarang sudah tidak terjadi kelangkaan oksigen di rumah sakit Lalu isotank mau diapakan,” ujarnya dalam rilis, Rabu (1/9).

Menurut Baginda pembelian enam unit isotank tidak akan banyak berguna saat ini. Sebab isotank hanya merupakan sarana pendistribusian oksigen.

Mestinya, lanjut anggota dewan dari PDIP dulu dana untuk pembelian enam unit isotank digunakan untuk membeli oksigen dan dibagi ke masyarakat terpapar Covid-19 akan lebih bermanfaat.

Bila keberadaan enam unit isotank mau dibisniskan tidak pas karena pengadaannya melalui CSR. Di samping Pemprov Jateng juga tidak punya pengalaman untuk bisnis oksigen, karena tidak punya unit usaha yang sudah menjalankan bisnis itu.

“Harus dilakuakan audit, dasarnya apa Pemprov Jateng membeli enam unit isotank tersebut,” ujarnya.

Baginda menambahkan langkah Pemprov Jateng menangani kelangkaan oksigen saat puncak gelombang kedua Covid-19 pada Juli 2021 lalu cukup kacau, sebab warga yang kesulitan mendapatkan oksigen.