Home Internasional Siap Lawan Taliban, dan Bersumpah Tak akan Menyerah

Siap Lawan Taliban, dan Bersumpah Tak akan Menyerah

Paris, gatra.net – Pemimpin pasukan penentang Taliban, Ahmad Massoud, telah bersumpah tidak akan menyerah menghadapi kelompok militan itu. Namun, dia membuka diri untuk bernegosiasi dengan Taliban mengenai kemungkinan kesepakatan.

Massoud menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh Paris Match pada Rabu (25/8). Massoud bukan orang sembarangan. Sosoknya dikenal sebagai putra dari panglima mujahidin bernama Ahmad Shah Massoud.

“Kita bisa bicara. Di semua perang, pasti ada pembicaraan. Dan ayah saya selalu berbicara dengan musuh-musuhnya,” kata Massoud seperti dikutip AFP, Rabu (25/8).

Saat ini, Massoud sedang mundur ke wilayah asalnya yaitu Panjshir, bersama mantan Wakil Presiden Amrullah Saleh. Kawasan yang berada di utara Kabul itu diketahui tidak pernah direbut oleh invansi pasukan Soviet pada 1979 maupun Taliban selama periode pertama berkuasa 1996–2001.

“Saya lebih memilih mati daripada menyerah,” kata Massoud kepada filsuf Prancis, Bernard-Henri Levy, dalam wawancara pertamanya sejak Taliban mengambil alih Kabul. “Saya putra Ahmad Shah Massoud. Tidak ada kata menyerah dalam kamus saya,” tegasnya.

Massoud mengklaim ‘ribuan’ orang sudah bergabung bersamanya, dalam Front Perlawanan Nasional di lembah Panjshir. Pasukan tersebut siap bertarung dan memberikan perlawanan keras jika Taliban berani menyerang lembah Panjshir.

“Mari kita bayangkan bahwa Taliban setuju untuk menghormati hak-hak perempuan, minoritas, demokrasi, dan prinsip-prinsip masyarakat terbuka. Mengapa tidak mencoba menjelaskan bahwa hal itu akan menguntungkan semua warga Afghanistan, termasuk meraka?” kata Massoud.

Sebelumnya, dia juga sempat meminta dukungan dari para pemimpin asing, termasuk Presiden Perancis, Emmanuel Macron. Tetapi, dia mesti menelan kekecewaan karena permintaannya untuk persenjataan ditolak, sesaat sebelum jatuhnya Kabul awal bulan ini.

“Saya tidak bisa melupakan kesalahan bersejarah yang mereka buat, ketika saya minta senjata delapan hari lalu di Kabul. Mereka menolak. Dan senjata-senjata itu [artileri, helikopter, tank buatan Amerika] saat ini berada di tangan Taliban,” ungkapnya.

Ayah Massoud, seorang pengagum Perancis atau ‘francophile’ memiliki hubungan dekat dengan Paris dan negara-negara Barat. Dia dijuluki ‘Singa Panjshir’ lantaran perannya yang penting dalam memerangi pendudukan Soviet di Afghanistan pada 1980-an dan rezim Taliban tahun 1990-an.

177