
London, gatra.net – Pemerintah Inggris mengatakan, telah mengevakuasi lebih dari tujuh ribu orang dari Afghanistan. Proses evakuasi terus berlangsung selama situasi keamanan memungkinkan, serta tidak ada tanggal pasti yang ditetapkan ihwal akhir penerbangan evakuasi.
“[Sebanyak} 7.109 orang sudah dievakuasi dari Afghanistan di bawah Operasi PITTING, yang dimulai pada Jumat 13 Agustus. Lebih dari seribu personel Angkatan Bersenjata Inggris dikerahkan di Kabul,” kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters, Selasa (24/8).
Ribuan warga tersebut terdiri atas staf kedutaan, warga negara Inggris, serta mereka yang memenuhi syarat program Kebijakan Relokasi dan Bantuan Afghanistan. Selain itu, juga terdapat sejumlah warga dari negara-negara mitra.
Pada Senin (23/8), Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, dan Presiden AS, Joe Biden, sepakat bekerja sama untuk memastikan semua orang yang memenuhi syarat dapat meninggalkan Afghanistan, termasuk setelah fase awal evakuasi berakhir.
“Mereka membahas upaya berkelanjutan Inggris dan AS untuk menggoordinasikan evakuasi warga negara kami secara cepat dan aman, serta mereka yang sebelumnya bekerja dengan pemerintah kami dari Bandara Internasional Kabul,” kata juru bicara Downing Street usai kedua pemimpin berbicara melalui telepon.
Johnson dan Biden juga menekankan pentingnya keterlibatan diplomatik bersama. Hal itu perlu dilakukan guna mengamankan kemajuan yang dibuat di Afghanistan dan mencegah krisis kemanusiaan.
“Mereka berkomitmen untuk mendorong tindakan internasional, termasuk melalui G7 dan Dewan Keamanan PBB, supaya bisa menstabilkan situasi, mendukung rakyat Afghanistan dan bekerja menuju pemerintah Afghanistan yang inklusif dan representatif,” ujar Downing.
Afghanistan mengalami peningkatan situasi tidak aman dalam beberapa pekan terakhir. Sebagian besar dipengaruhi oleh pertempuran di daerah seiring penarikan tahap terakhir pasukan asing yang dipimpin Amerika Serikat (AS).
Kondisi tersebut dimanfaatkan Taliban dengan melancarkan banyak serangan, merebut sejumlah distrik, dan menyeberang perbatasan. Pada Ahad (15/8), Taliban bahkan berhasil mengambil alih ibu kota Kabul dan menduduki Istana Kepresidenan. Adapun Presiden Ashraf, Ghani, kabur ke Uni Emirat Arab dengan dalih menghindari pertumpahan darah.