
Solo, gatra.net – KGPAA Mangkunegara IX dimakamkan di Astana Girilayu, Matesih, Karanganyar pada Minggu (15/8). Dalam pemakaman ini, raja Pura Mangkunegaran tersebut dimakamkan sesuai tradisi untuk para penguasa kerajaan trah Mataram Islam.
Ketua Himpunan Kerabat Mangkunegaran, Satyotomo, mengatakan, tradisi tersebut dipertahankan sejak masa Sultan Agung Hanyokrokusuma. Semua raja dan keturunannya dimakamkan menggunakan pakaian kebesaran.
”Tradisi ini sudah ada sejak Mataram Islam,” kata Satyotomo, Minggu (15/8).
Tradisi ini juga diterapkan dalam pemakaman KGPAA Mangkunegara IX. Jenazah pria yang memiliki nama kecil Gusti Jiwo itu dibawa dari Jakarta menuju Pura Mangkunegaran mengenakan pakaian batik. Setibanya di Mangkunegaran, busananya diganti dengan pakaian kebesaran adat Jawa atau yang biasa disebut ageman.
Menurut Satyotomo, tradisi ini tidak hanya berlangsung di Pura Mangkunegaran. Semua keraton yang merupakan pecahan dari Mataram Islam mempertahankan tradisi itu. ”Semua keraton Solo dan Yogyakarta masih memegang tradisi ini,” ujarnya.
Meskipun tak mengenakan kain kafan, semua prosesi pemakaman menggunakan tata cara Islam. Jenazah pun disalatkan dan digelar acara tahlilan. ”Sejak Jumat di sini sudah menggelar tahlilan,” katanya.
Foto KGPAA Mangkunegara IX disemayamkan mengenakan ageman terlihat di akun Instagram putri keduanya, GRAy Putri Agung Suniwati, @menursoekarno77. "Selamat jalan Momo. Bahagia di surganya Allah," tulisnya.