
Solo, gatra.net – Meninggalnya KGPAA Mangkunegara IX menjadi pukulan berat bagi lingkungan Pura Mangkunegaran dan pihak keluarga. Apalagi kepergian raja Pura Mangkunegaran ini terbilang mendadak.
”Iya kejadiannya mendadak, pukul 02.00 WIB tadi malam,” kata putra bungsu Mangkunegara IX, GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, yang ditemui saat jenazah tiba di Pura Mangkunegaran, Jumat (13/8).
Selama beberapa waktu ini, KGPAA Mangkunegara IX dalam keadaan sehat. Bahkan Bhre yang berada di Solo sempat berhubungan via telepon dengan ayahnya yang berada di Jakarta.
”Beberapa hari sebelumnya masih sehat, bahkan kemarin masih teleponan,” katanya.
Kepergian KGPAA Mangkunegara IX ini menjadi pukulan berat bagi keluarga dan Pura Magkunegaran. ”Tapi bagaimanapun ke depan kita harus bisa melanjutkan semangat beliau. Apalagi sejauh ini beliau melakukan yang terbaik untuk Mangkunegaran, abdi-abdi, beserta dengan keluarga,” katanya.
KGPAA Mangkunegara IX meninggal di Jakarta pada Jumat (13/8) dini hari. Saat ini jenazah disemayamkan di Dalem Ageng Pura Mangkunegaran dan akan dimakamkan di Astana Girilayu, Matesih, Karanganyar, pada Minggu (15/8).
”Besok Minggu pukul 10.00 WIB,” kata pejabat humas Pura Mangkunegaran, Joko Pramudyo.
Pemakaman mendiang akan diiringi beberapa prosesi adat. Sebelumnya jenazah disemayamkan di Pura Mangkunegaran untuk memberi kesempatan bagi para pelayat untuk memberikan penghormatan terakhir.
”Prosesi sesuai adat Mangkunegaran. Ini baru dibahas. Tapi sesuai dengan keputusan rapat, persemayaman ini memberikan kesempatan bagi yang takziyah untuk memberikan penghormatan,” kata Joko.
Rangkaian pemakaman akan menerapkan protokol kesehatan. ”Beliau tidak meninggal karena Covid-19, namun kami tetap memberlakukan protokol kesehatan. Prokes ini untuk yang datang takziyah,” katanya.